Penulis : Dimas A Putra | Editor : Lina F | Foto : Klinik Neurofit
Jakarta, GPriority.co.id – Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau istilah bekennya ‘Saraf Kejepit’ merupakan gangguan yang mengacu pada masalah dengan lempeng kenyal di antara tulang-tulang belakang.
Umumnya, ganguan saraf ini menyasar kepada orang dengan usia lanjut atau usia senja. Hingga, seiring berjalannya waktu kasus dengan penyakit ini juga dapat dialami oleh kawula muda dengan ciri – ciri tertentu.
Hal ini diungkapkan oleh dr. Erwan Wijaya Putra Sianipar, Sp.N, FIN yang merupakan Dokter Spesialis Saraf, saat menerangkan kepada GPriority, bahwa proses penyebab terjadinya HNP yang menyasar anak muda ini berfariatif dengan kondisi tertentu.
Dokter yang telah melalang – buana di dunia spesialis saraf selama enam tahun ini menduga, beberapa penyebab seperti duduk terlalu lama serta jarang olahraga lebih rentan terkena HNP, sebab hal ini berpengaruh terhadap kinerja tulang yang berakibat regeneratif atau proses penuaan sendi, sehingga tulang yang tadi ikut melemah bantalan juga ikut keluar.
“Pertama, duduk yang berkepanjangan, orang lebih banyak duduk di depan laptop 2,3 sampai 4 jam begitu setiap hari, sehingga pressure intraspinalnya tinggi sekali, tekanan dari sumsum tulang itu sangat tinggi sekali. lalu kedua, sudah pula kerjanya duduk terus, orang yang banyak duduk jujur kita sampaikan jarang olahraga, biasanya makanan yang manis membuat berat badannya naik, jadi berat dan tekanan menjadi tinggi, itu yang menyebakan tekanannya semakin tinggi,” ujar dr. Erwan saat ditemui GPriority di ruang prakteknya, Rabu (19/9).
Disamping itu, Dokter Erwan yang menjalankan praktek di Klinik Neurofit, mengaku pernah menangani seorang atlet dengan kondisi serupa, ia menuturkan dalam penanganannya itu berbeda dengan kondisi dimana pasien yang sudah lanjut usia.
Namun dalam kasus tersebut, ia menggaris bawahi bahwa tidak semua sakit tulang belakang itu HNP, sehingga diperlukan analisis terlebih dahulu sebelum penanganan lebih lanjut.
“Tergantung penyebabnya apa, ada yang datang atlet ke saya dengan nyeri tulang belakang, dia sudah berfikir datang dengan HNP, untuk penanganannya misalnya kita bisa lakukan fisioterapi dan latihan, dari situ pasiennya dapat sembuh dan membaik,” ujar dr. Erwan
“Jadi kembali lagi kasus HPN ini bisa bergeser ke anak muda, tapi tidak semua sakit tulang belakang itu HNP dari pemeriksaan yang baik, analisis yang baik, kita dapat menemukan apa yang sebenarnya terjadi dan penanganannya seperti apa.”
Yang jelas kata Dokter Erwan, jika kondisi pasien dengan nyeri tulang belakang tapi dominannya masih di tulang belakang ataupun bokong, kemungkinan lebih banyak pada masalah di struktur.
Sedangkan, kalau dominan datang dengan keluhan nyeri tulang belakang disertai dengan rasa kebas, mungkin akan berfikir HNP.
Lalu beralih dari sisi pengobatan, Dokter Erwan menjelaskan pasien akan mendapatkan pengobatan holistik yang menggabungkan pengobatan alternatif dengan pengobatan modern.
Biasanya, pasien akan diberikan obat – obatan, lalu terapi, namun jika mengalami HNP dengan tingkat berat sekali akan dilakukan tindakan operasi.
“Ya, untuk membuang sarafnya (tindakan operasi) karena HNP degeneratif tadi. Tapi kalau dari sisi pasien, kita akan edukasi penyebabnya apa? apa yang harus dilakukan? contoh dari kebiasaan – kebiasaan sehari- hari bisa diubah itu,” kata Dokter
“Bisa dengan diet, lalu juga bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis olahraga untuk menemukan olahraga apa yang cocok bagi pasien,” lanjutnya.
Selain itu, untuk mencegah kondisi demikian Dokter Erwan menyarankan, untuk menjaga aktifitas dengan perkuat otot – otot tulang belakang, seperti olah fisik dengan teratur agar kecenderungan mengalamai degenerasi lebih lambat.
“Kalau pun sekarang banyak aktivitas yang mengharuskan seperti itu (duduk terlalu lama), kalau ada nyeri tidak hilang dalam 2 Minggu segera cari pertolongan ke dokter saraf atau ke dokter spesialis nyeri, supaya di cari sumbernya dari mana? Karena nyeri yang berkepanjangan lebih dari Tiga bulan akan susah dihilangkan, dibandingkan nyeri yang dirasakan selama dua Minggu
“Kalau untuk makanan tidak ada spesifik sih sebenarnya, tapi kalau bicara postur berat badan kurangi makanan yang mengandung tepung, turunan terigu dan yang lainnya, termasuk keju dan yang manis – manis itu,” tuturnya.
Tak perlu khawatir, Dokter Erwan menyebut bahwa penyakit HNP dapat sembuh dengan tanpa operasi, ia menjelaskan hal ini dapat diatasi dengan penanganan seperti terapi hingga kon
“60 persen sampai 70 persen pasien dengan saraf kejepit akan bisa di treatment tanpa operasi baik dengan obat-obatan fisioterapi atau intervensi ke dalam sumber nyerinya, lalu, sekitar 30 sampai 40 persen itu yang perlu operasi, taunya dari mana? Dari tanda2 redflag, apabila menemukan redflag segera melakukan tindakan, yaitu operasi,” kata Dokter Erwan memungkasinya.