Bursel Unggulkan Sektor Perikanan Pada Apkasi 2022

Jakarta, GPriority.co.id – Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku berupaya memaksimalkan potensi daerah melalui pameran hasil komoditas unggulan pada kegiatan APKASI Otonomi Expo 2022 yang berlangsung dari tanggal 20-22 Juli 2022.

Bertempat di Jakarta Convention Center, Jakarta, Hadi Longa selaku Asisten III Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum yang hadir menemani Bupati Buru Selatan mengatakan Buru Selatan memiliki potensi di sektor perikanan yang sangat besar terutama ikan tuna.

“Potensi unggulan kami di daerah buru selatan dari sektor perikanan dan pertanian. Kami memiliki sejumlah tanaman hortikultura, otong dan lain sebagainya, tapi yang paling utama ikan tuna yang berpotensi bagi daerah kami.” Ujarnya dalam acara APKASI Otonomi Expo 2022 pada Rabu (20/7).

Ikan tuna yang dipamerkan pada penyelenggaraan expo itu berupa ikan gelondongan maupun yang sudah dalam bentuk ikan loin yang diambil dari perairan Buru Selatan, Kecamatan Namrole.

Keberadaan Laut Banda sebagai wilayah jalur perairan ALKI III di sebelah selatan Kabupaten Buru Selatan menurutnya jadi sebab utama komoditas perikanan di kabupaten tersebut memiliki kualitas lebih unggul dibanding daerah lain.

“Pertemuan para plankton-plankton itu yang ada di Buru Selatan mengakibatkan potensi perikanan kami memang unggul.” ungkapnya.

Hasil perikanan di kabupaten tersebut biasanya dipasarkan ke sejumlah wilayah dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam negeri, ikan tuna Buru Selatan biasanya dipasarkan ke Maluku, Bali, Surabaya, dan Jakarta. Sedangkan ekspor ke luar negeri, Buru Selatan sudah memiliki pasar hingga ke Jepang. Namun saat ini distribusinya masih terbatas pada ikan mentah.

Melalui APKASI Otonomi Expo 2022, Asisten III Hadi Longa berharap dapat mempromosikan sektor perikanan sekaligus menggaet lebih banyak investor untuk memperbesar industri perikanan di Buru Selatan.

“Kami ingin mempromosikan sektor perikanan kami di sini dan untuk meraih para investor yang lebih besar di Buru Selatan. Selama ini baru ada investasi nasional belum ada investasi internasional. Kami butuh investasi internasional untuk bisa melebarkan dalam skala besar.” katanya.

Secara terpisah, Kepala Seksi Pemberdayaan Nelayan Kecil, Julham Gura menyampaikan kendala pengelolaan perikanan tangkap di Buru Selatan disebabkan tidak adanya klaster penangkapan ikan sehingga pengelolaan lebih banyak dilakukan oleh pengusaha.

Karenanya, Pemkab Buru Selatan membangun Tempat Pelelangan Ikan dan klaster mini di beberapa kecamatan di Buru Selatan sesuai dengan wilayah tangkapnya sebagai langkah menyiasati permasalahan tersebut.

Dengan potensi perikanan yang sangat besar di Buru Selatan, Kasi Julham Gura berharap agar sistem pengawasan perikanan di wilayah Buru Selatan bisa dilakukan sehingga setiap kapal atau perusahaan yang masuk dapat terpantau dengan baik.

“Karena sistem pengawasan di sini sudah dialihkan ke pemerintah pusat, tapi sampai saat ini pengawasan tidak menyentuh wilayah Buru selatan. Makanya sering terjadi ilegal fishing karena mungkin tidak bisa dijangkau petugas pengawasannya karena tidak ada.” kata Kasi Pemberdayaan Nelayan Kecil.

Selain ikan tuna, Kabupaten Buru Selatan juga memamerkan ikan layang berukuran 40-45cm, berbagai produk UKM dan potensi dari sektor pertanian berupa tanaman holtikultura seperti cengkeh.

Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2022 merupakan salah satu strategi dalam rangka upaya pemulihan ekonomi daerah yang diharapkan berdampak pada pemulihan ekonomi nasional. Terdapat sekitar 246 stand yang dipamerkan, yang terdiri dari 122 Pemkab, 4 Kementerian dan BUMN serta perusahaan Nasional dan UMKM. (Vn)