
Jakarta, Gpriority-Di temui seusai acara Rakor Menuju Indonesia Merdeka Sinyal 2020 yang diadakan di Hotel Royal (9/7) Direktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latif mengatakan hingga saat ini sudah ada 700 BTS yang on air.
” Itu sebuah proses yang tidak mudah. Karena ketika dokumentasi ini kami bawa kepada industri komunikasi yang menitipkan dananya kepada kami mereka selalu melakukan argumentasi. Namun setelah kami jelaskan mereka mau mengerti. Sebenarnya ini bukan tugas kami tetapi tugas operator. Ketika mereka menyadari membangun NKRI yang tentunya tidak layak mereka pasti bilang oh ini bisa membikin bangkrut. Untuk itulah bp3ti yang sekarang berubah nama menjadi Bakti lahir,” ucap Anang.
Bakti diciptakan untuk bisa merespon amanat yang disampaikan kemkominfo dalam membangun daerah tertinggal yang tidak memiliki sinyal. Mengenai pendanaan, Bakti tidak mendapatkan dana dari APBN, melainkan dana yuso. Dana yuso berasal dari keuntungan operator. ” Karena dananya dari keuntungan operator, makanya dana yang didapat naik turun sesuai dengan yang didapat operator, ” kata Anang.
Karena dananya berasal dari USO, makanya Bakti suka kesulitan ketika pendapatan operator turun, karena pembangunan bts harus terus berjalan.
“Tidak ada serupiahpun yang menggunakan dana APBN. Jadi mohon dimaklumi kalau kami tidak maksimal dalam membangun di daerah Anda. Tapi kami yakin dengan tema Indonesia merdeka sinyal 2020 dalam rakornas ini, Indonesia bisa bebas sinyal di tahun tersebut. Caranya terus melobi Menteri Komunikasi dan partner kami di Kementerian Keuangan,” ujarnya.
Anang juga mengharapkan kerjasama pemerintah daerah untuk mewujudkan Indonesia merdeka sinyal 2020.Caranya dengan memudahkan proses perizinan kepada pihak Bakti.(Hs.Foto:Hs)