Jakarta, GPriority.co.id – Kasus omicron kembali meningkat di Indonesia. Pada bulan Desember ini ditemukan sebanyak 517 kasus aktif omicron, menurut penuturan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati pada Rabu (27/12).
Menurut penuturannya saat ditemui oleh awak media, Ani mengaku bahwa gejala omicron tidak terlalu berat dan cenderung ringan. Bahkan menurut data yang diperoleh, lebih banyak pasien omicron yang melakukan isolasi mandiri.
“Lebih banyak diisolasi mandiri karena tidak terlalu berat gejalanya. Kebanyakan gejalanya ringan. Dari 517 jiwa (pasien omicron), yang diisolasi mandiri ada 300 lebih. Yang dirumah sakit ada 190-an. Berharap sesudah pertengahan bulan Januari mulai turun (kasus omicron),” ujar Ani.
Mengenai ketersediaan rumah sakit, Ani mengaku bahwa Dinas Kesehatan Ibu Kota DKI Jakarta sudah siap siaga menyiapkan banyak ruang untuk para pasien omicron kedepannya.
“Kita sudah siapkan sejak dulu meskipun status pandemi sudah dicabut. Namun semua RSUD sudah siap dengan ruangan khusus (ruangan isolasi). Begitu juga dengan rumah sakit lain,” tambahnya.
Ani menambahkan, bahwa gejala berat pasien omicron yang dirawat di rumah sakit salah satunya yaitu komorbid, atau pasien dengan penyakit bawaan.
“Biasanya kondisi (pasien) yang dirawat itu misalnya komorbid atau sudah lanjut usia. Tetapi secara umum gejalanya ringan,” ungkap Ani.
Berdasarkan data yang dituturkan Ani, sampai dengan akhir bulan Desember 2023, pasien omicron yang meninggal adalah sebanyak 16 jiwa.
“Untuk antisipasi lonjakan omicron, yang paling penting adalah masyarakat harus waspada, kemudian melakukan vaksinasi covid. Tetap beraktifitas seperti biasanya, tapi jangan lupa juga untuk menggunakan masker. Kondisi badannya juga harus bagus, harus fit,” tutur wanita yang juga berprofesi sebagai dokter gigi ini.
Foto : Nindya Farhah Azzahrah