Tolitoli,Gpriority-Pandemi Covid-19 telah menjadikan anak-anak kecanduan digital. Sayangnya kecanduan yang dimaksud bukan berdampak positif melainkan berdampak negatif. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya anak-anak yang lebih banyak bermain game dibandingkan belajar.
Menyadari hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Siberkreasi dan Dyandra Promosindo membahasnya di dalam rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang kali ini dilaksanakan secara virtual di Tolitoli, Sulawesi Tengah (22/10).
Program yang diikuti 547 peserta menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Co-Founder Langkaki.com, Fajar Abukasi; narablog, Dewi Rieka; Co-Founder Blod.id, Rachmat Cahyadi Ngiu; dan Smartmommy Community, Debby H Mano. Adapun, sebagai moderator adalah Mila Karmila. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, Fajar Abukasi sebagai narasumber pertama hadir membawakan tema “Jenis-jenis Mesin Pencarian (Search Engine)”. Fajar mengatakan, macam-macam mesin pencarian, di antaranya Crawler, Hybrid, Directories, dan Meta. Adapun, daftar mesin pencari yang populer: Bing, Duckduckgo, Ask.com, Yandex, Yahoo, dan Twitter. “Cara mencari informasi di Google dengan efektif, yaitu download customize Google, gunakan tanda kutip, gunakan sekurang-kurangnya tiga kata, wildcard atau tanda bintang, batasi hasil pencarian, dan mencari ukuran yang tepat,” tips dari Fajar.
Berikutnya, narablog Dewi Rieka menyampaikan materi berjudul “Etika Digital: Berpikir Bijak Sebelum Mengunduh di Internet”. Di dunia internet ada materi yang baik, ada pula yang berbahaya, seperti spam, malware, spyware, dan phishing. Berpikir bijak berarti mengunduh hal-hal bermanfaat, menyehatkan, aman, dan meningkatkan imunitas. “THINK before downloading, apakah konten yang akan diunduh itu True, Helpful, Information, Needed, Kind,” terang Dewi.
Sebagai pemateri ketiga, Rachmat Cahyadi Ngiu membawakan tema tentang “Digital Culture – Kecanduan Internet: Mengelola Budaya Digital yang Produktif”. Kecanduan internet bisa dideteksi dari ketidakmampuan mengontrol penggunaan internet, perhatian hanya tertuju pada internet, marah saat koneksi terputus, tidak bisa mengatur waktu, tidak tertarik aktivitas di dunia nyata, dan menggunakan internet untuk lari dari masalah. Dampak kecanduan internet, antara lain perubahan emosi, depresi dan cemas, gangguan pola tidur, konflik dengan anggota keluarga, turunnya produktivitas, dan kehilangan teman di dunia nyata. “Cara mengatasinya: mengatur waktu pemakaian internet, hapus akun tidak berguna, sibukkan dengan rutinitas nyata, kembali pada teman dan keluarga, serta temukan hobi baru,” pesan dia.
Adapun, sebagai pemateri terakhir, Debby H Mano menyampaikan tema mengenai “Internet Aman dan Sehat untuk Anak”. Internet sehat berarti menggunakannya dengan beretika, tidak melanggar hukum, dan diawasi. Cara mendampingi anak berinternet: menyaring konten yang dapat dikonsumsi anak, edukasi anak tentang baik dan buruk internet, awasi dan cek ponsel berkala, bangun komunikasi yang baik, gunakan mode safe, dan laporkan konten hoaks. “Durasi ideal menggunakan gawai menurut WHO, usia kurang dari 2 tahun selama kurang dari 1 jam, usia 2-5 tahun selama 1 jam, dan lebih dari 6 tahun selama 2 jam,” pungkasnya.
Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Para peserta terlihat antusias mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Dalam kesempatan tersebut, panitia memberikan apresiasi berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 kepada 10 penanya terpilih.
“Apakah ada browser khusus dan aman untuk anak-anak?” tanya Erni Aprilianti kepada Fajar Abukasi. “Menurut saya, browser yang relatif aman adalah Microsoft Bing. Kalau tidak mau terganggu dengan iklan yang ada selama pencarian, saya pakai mesin pencari DuckduckGo. Selain tidak ada iklan, dia juga bisa menjaga privasi kita sebagai pengguna,” jawab Fajar Abukasi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.(Hs.Foto.Dyandra Promosindo)