Kontrak 500 Guru Relawan, Pemkab Lanny Jaya Alokasikan Dana Rp 12 Miliyar

Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua, merekrut 500 tenaga pengajar atau guru relawan penduduk asli Lanny Jaya.

Para guru relawan tersebut dikontrak setelah melakukan seleksi secara ketat, dan akan ditempatkan di 69 SD dan 154 TK atau Paud yang ada di wilayah setempat. 500 guru yang direkrut tersebut berasal dari 39 distrik, 353 kampung, dan satu kelurahan yang ada di Lanny Jaya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lanny Jaya, Tan Wanimbo mengatakan program ini sesuai dengan instruksi Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom yang menginginkan tidak ada sarjana di Lanny Jaya yang menganggur. Sehingga selain membantu pendidikan di Lanny Jaya, juga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi anak asli daerah untuk bekerja.

“Program guru kontrak ini sesuai dengan visi Bupati Lanny Jaya yakni pendidikan sangat penting dan prioritas utama, sehingga sejak pandemi regenerasi guru sangat kurang, maka ada kebijakan merekrut anak asli Lanny Jaya dan ditempatkan di kampung atau distrik asalnya masing-masing,” katanya melalui siaran pers di Jayapura, Rabu (14/04/21).

Tan Wanimbo juga menambahkan akan melakukan pelatihan kepada guru kontrak yang telah diterima, pasalnya tidak semua guru yang dikontrak berlatar belakang memiliki ilmu keguruan sehingga perlu diberikan pelatihan.

Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom juga mengatakan untuk mendukung program ini, Pemkab Lanny Jaya mengalokasikan dana sekitar Rp12 miliar untuk 500 guru relawan. Meskipun jumlah tersebut terbilang cukup besar, namun hal tersebut merupakan persoalan daerah.

“Hal tersebut merupakan persoalan daerah sehingga pemerintah tidak boleh menutup mata. Jadi apa pun akan saya lakukan untuk itu. Mungkin kami akan menggeser anggaran belanja-belanja untuk tahun ini lalu menganggarkan untuk membiayai para guru tersebut,” kata Befa, Kamis (15/4/21).

Menurutnya, dengan adanya guru relawan ini, jika masih ada tenaga pendidik yang malas mengajar, pasti akan tersisih begitu juga dengan tunjangan dan intensifnya akan dipotong.

Dia juga menambahkan, bahwa guru relawan ini bukan hanya panggilan dari pemerintah saja, melainkan ada kesukarelaan yang merasa dipanggil negeri dan panggilan Tuhan untuk mendidik serta mengajar generasi penerus Papua.(Dwi)