Penulis : Dimas A Putra/Aflaha Rizal Bahtiar | Editor : Lina F | Foto : asean.org
Jakarta, GPriority.co.id – Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN pada 5 hingga 7 September 2023 di Jakarta.
Berbeda dengan KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, pada ketetuaan Indonesia kali ini mengadopsi tema “ASEAN Matters Epicentrum of Growth” dengan dihadiri oleh 11 negara asia Tenggara serta 9 negara mitra ASEAN.
Kesebelas negara yang hadir dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut telah menyepakati sebanyak 90 dokumen dari 12 pertemuan dengan sejumlah kepala negara baik di dalam kawasan maupun dengan negara mitra ASEAN.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menahkodai pertemuan penting itu menyatakan sikap optimisnya terhadap langkah – langkah para kepala negara dalam upaya perdamaian serta kestabilan di kawasan. Ia pun mengajak para pemimpin negara ASEAN dan mitra terus memperkuat kolaborasi untuk ASEAN yang damai dan makmur.
“Selama pertemuan, saya menangkap optimisme dan energi positif dari seluruh yang hadir. Jujur saya katakan, ini menguatkan harapan, ini menguatkan semangat, untuk terus melanjutkan perjuangan mewujudkan kawasan yang damai, kawasan yang stabil, dan kawasan yang sejahtera,” ucap Presiden Joko Widodo saat menutup KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (7/9).
Selain itu, Pemimpin negara itu juga mengajak para pemimpin negara mengukuhkan kawasan Indo-Pasifik sebagai teater perdamaian dan inklusivitas. Bagi Jokowi, hal tersebut merupakan fondasi kunci yang akan mengantarkan ASEAN ke masa depan yang lebih baik untuk rakyat dan untuk dunia.
“Mari kita kukuhkan kawasan Indo-Pasifik sebagai teater perdamaian dan inklusivitas. Ini adalah fondasi kunci yang akan mengantarkan ASEAN ke masa depan yang lebih baik untuk rakyat dan untuk dunia. Inilah esensi yang dibangun keketuaan Indonesia menjadikan ASEAN Matters sebagai Epicentrum of Growth,” kata Jokowi.
Lain hal dalam memperkuat keamanan serta stabilitas, beberapa negara mitra ASEAN juga berkontribusi dalam penguatan di Kawasan yang amat sangat dibutuhkan. Seperti tiga negara Asia ini yakni, Korea, China dan Jepang.
Korea Selatan
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengungkapkan mengenai perwujudan visi pada ASEAN Plus Three. Menurut Presiden, ASEAN Plus Three menjadi momentum baru dalam mewujudkan titik balik.
Begitu juga dalam menghadapi krisis geopolitik, krisis iklim, dan lain sebagainya. Selain itu, dalam mengatasi berbagai tantangan dan kontribusi terhadap pembangunan Athena, episentrum pertumbuhan juga diperlukan tekad yang baru.
“Secara khusus, kita harus memfasilitasi kerja sama antara Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok yang menjadi landasan bagi pembangunan di ASEAN,” ungkap Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.
“Kami berencana untuk melakukan komunikasi yang erat dengan Tokyo dan Beijing untuk mempercepat dimulainya kembali mekanisme trilateral termasuk KTT Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok dalam waktu dekat,” tambah Presiden Korea Selatan.
China
Pertemuan dengan Cina di KTT ASEAN juga menghasilkan beberapa kesepakatan kerja sama di berbagai sektor yang tertuang dalam enam dokumen. Dua dokumen pertama, ASEAN-China Joint Statement on Mutually Beneficial Cooperation on ASEAN Outlook on the Indo-Pasific (AOIP).
Dalam penyampaian, dokumen tersebut berisi kesepakatan untuk mendorong kerja sama konkret implementasi AOIP, antara lain di bidaang maritim, transisi energi, infrastruktur, smart cities, e-commerce, dan UMKM.
Empat dokumen lain yang tercatat antara lain:
-ASEAN-China Action Plan on Green Agricultural Development, yang bertujuan meningkatkan nilai kompetitif produk-produk pertanian ASEAN di tengah rantai pasok global;
-ASEAN-China Joint Initiative on Enhancing Cooperation on e-Commerce, yang bertujuan mendorong kerja sama e-commerce untuk memajukan pertumbuhan ekonomi inklusif dan mengurangi kesenjangan pembangunan kawasan;
-Guidelines for Accelerating the Early Conclusion of an Effective and Substantive Code of Conduct in the South China Sea, bertujuan untuk mempercepat penyelesaian negosiasi code of conduct (COC) dengan hasil yang efektif dan substantif; dan
-Joint Initiative on Advancing the China-ASEAN Science, Technology and Innovation Enhancing Program, bertujuan memperkuat kerja sama transfer teknologi dan riset bersama untuk isu-isu strategis seperti industri 4.0, infrastruktur digital, dan energi bersih.
Jepang
Kehadiran Perdana Menteri Fumio Kishida juga membahas terkait kerja sama dengan ASEAN melalui Inisiatif Konektivitas Komprehensif Jepang-ASEAN. Perdana Menteri Jepang itu berupaya memperluas area kerja sama, terutama dalam konteks konektivitas.
Dalam upaya memperluas kerja sama dan meningkatkan upaya untuk perkuat konektivitas, Jepang telah mendorong pengembangan infrastruktur transportasi di kawasan melali proyek senilai 2,8 triliun yen (sekitar Rp42,9 kuadriliun) yang saat ini tengah diimplementasikan.
Selain ketiga negara tersebut, Amerika Serikat, Australia, India, Selandia Baru, Kanada dan Rusia juga berkomitmen mendukung stabiltas dan perdamaian Kawasan ASEAN.