Pohuwato,Gpriority-Bertempat di Desa Banuroja,Randangan,Pohuwato, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar pada Sabtu (19/9/2020) meluncurkan program desa damai atau lebih dikenal dengan Forum Pemuka Masyarakat Cinta Desa (FORPEACE).
FORPEACE merupakan program Kemendes PDTT yang menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) serta melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama di perdesaan. “ Kemendes PDTT menginisiasi FORPEACE dengan tujuan agar nilai-nilai kedamaian dan keberagaman di desa dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Sehingga kerukunan antar warga di desa bisa kembali terjadi dan dikenal oleh dunia internasional, ucap pria yang akrab dipanggil Gus Menteri.
Terkait dengan Banuroja,Pohuwato yang dipilih sebagai tempat launching. Gus Menteri mengatakan, karena selama ini telah terbukti hidup rukun meskipun agama dan sukunya berbeda.
“ Banuroja didirikan pada 2003 oleh warga transmigran asal Bali, Nusa Tenggara, Gorontalo dan Jawa sehingga nama desanya diambil dari akronim asal mereka,” ucap Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga saat memberikan sambutan.
Meskipun latar belakang penduduknya beda, penduduk di Desa Banuroja hingga saat ini tidak pernah bertengkar hingga memancing keributan besar. “ Ini dikarenakan mereka saling menghormati,menghargai dan mengasihi satu dengan yang lainnya,” ucap Syarif.
Karena rasa saling menghormati, menghargai dan mengasihi inilah mereka mampu membangun rumah ibadah secara berdampingan.” Lihat letak pondok pesantren tersebut letaknya tepat berada di depan pure. Begitu pula dengan masjid, musholla dan gereja yang letaknya saling berdekatan. Ini menjadi suatu bukti bahwa penduduk Banuroja hidup rukun, damai dan harmonis meskipun latar belakangnya berbeda,” tegas Syarif Mbuinga.
Syarif Mbuinga juga mengucapkan terima kasih kepada Mendes PDTT, Kepala BNPT Boy Rafli Amar, Wakil Ketua BPIP Hariyono yang telah memilih Desa Banuroja sebagai lokasi launching.” Semoga kerukunan suku dan umat beragama di Desa Banuroja bisa menjadi contoh bagi desa lainnya,” tutup Syarif.(Hs)