Jakarta, Gpriority.co.id – Ada kabar gembira dari program cetak sawah yang digarap Kementerian Pertanian pada 2025 di Merauke. Khususnya terkait hasil survei bakal lahan dan sambutan masyarakat setempat.
Dilansir laman Kementerian Pertanian (Kementan), hasil survei menunjukan lahan cetak sawah di Kabupaten Merauke sudah layak tanam. Menurut Tenaga ahli pengawasan manajemen air Kementan, Prof. Budi Kartiwa, jika lahan cetak sawah di Kabupaten Merauke layak tanam, salah satunya karena kondisi air di persawahan yang terbilang baik.
Apalagi pihak Kementan juga telah siap untuk mendukung proses cetak sawah ini dengan menyiapkan cluster pertanian modern serta bantuan pompanisasi untuk membantu meningkatkan produktivitas hingga 3 kali tanam dalam satu tahun. Dengan optimasi lahan dan pompanisasi, diharapkan Indonesia mampu menjemput kembali swasembada pangan, dengan Papua yang menjadi salah satu lumbung pangan andalan.
Disisi lain, masyarakat setempat juga sangat mendukung kebijakan Kementan. Ketua Marga Gebze Kabupaten Merauke, Johanes Gebze, yakin jika kebijakan berupa optimalisasi lahan, akan bermanfaat bagi petani, juga masyarakat luas, untuk membantu mengantisipasi kelangkaan pangan.
Sementara Ketua Lembaga Masyarakat (LMA) Ilwayab Kabupaten Merauke, Yohanes Mahuse memastikan program cetak sawah ini tidak ada masalah apalagi sampai merugikan masyarakat adat setempat.
Dukungan ini bukan tanpa sebab, mengingat optimalisasi lahan terbukti dapat meningkatkan produktivitas tanam di wilayah tersebut hingga 3 kali tanam dalam setahun. Lahan yang semula terbengkalai pun, kini berubah menjadi lahan produktif dan subur.
Sebagai informasi, untuk mewujudkan Merauke sebagai lumbung pangan dunia, saat ini pemerintah memiliki agenda utama untuk optimalisasi lahan rawa seluas 40 ribu hektare yang tersebar di enam distrik. Sampai awal September 2024, pelaksanaan optimalisasi lahan dengan olah tanah dan tanam sudah mencapai 73,56% atau 29.425,62 hektare dan masih terus berjalan hingga mencapai 100% atau 40rb hektare. Sebagai pendukung optimalisasi lahan dan cetak sawah pemerintah juga membangun jalan sepanjang 135,5 km dari Ilwayab hingga Ngguti. Dukungan untuk cetak sawah baru juga berupa kucuran mekanisasi modern seperti halnya drone dan traktor, serta penggunaan benih unggul.