Jakarta,Gpriority-Di era modern seperti sekarang ini perubahan terjadi dengan sangat cepat dan juga tidak terduga. Untuk itulah Indonesia harus beradaptasi mengikuti perubahan yang terjadi agar tetap dapat bersaing dengan bangsa lain.
Untuk dapat beradaptasi, Indonesia harus memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu mengikuti perubahan global untuk dapat mewujudkan visi Indonesia Maju.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan,Riset dan Teknologi (Menristek) Nadiem Makariem dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta pada Selasa (15/6/2021) mengatakan, guna menuju SDM yang unggul dan berkualitas untuk dapat menakhodai bangsa di masa mendatang, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan beberapa program salah satunya ialah kebijakan Kampus Merdeka.
Menurut Nadiem atau biasa dipanggil Mas Menteri, program Kampus Merdeka merupakan jawabannya bagi kebutuhan untuk mendorong pemberdayaan mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan situasi dan mengambil kendali atas masa depan.
Kampus Merdeka secara sederhana dapat diartikan sebagai kampus yang dimerdekakan. Namun, yang menjadi pertanyaan ialah dari apa kampus-kampus yang ada ini dapat dimerdekakan. Nadiem menjelaskan bahwa pihaknya ingin agar kampus di Indonesia dimerdekakan dari sekat-sekat yang telah lama terbentuk.“Kita ingin memerdekakan kampus dari sekat-sekat. Sekat antara akademia dan industri, sekat antara riset dan pembelajaran, sekat antarfakultas, dan sekat antarprodi. Kita ingin menciptakan suatu universitas, sistem perguruan tinggi, yang berkolaborasi. Gotong royong berkolaborasi tanpa adanya dinding-dinding,” ucapnya.
Agar program tersebut bisa berjalan, Kemendikbudristek membuat berbagai kebijakan dan insentif bagi perguruan tinggi untuk dapat mendorong perubahan. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan jumlah mahasiswa yang dapat keluar dari kampus, dalam artian mempelajari segala sesuatu yang ada di luar lingkungan akademis kampus.Seperti misalnya mendapat pembelajaran di universitas lain dan di luar negeri, mengambil pembelajaran dari proyek sosial di tengah masyarakat, mendorong kewirausahaan, hingga menjalani magang bersertifikat yang dilakukan di industri atau perusahaan nirlaba.
Nadiem dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa Kemendikbudristek berkeinginan pula agar dosen-dosen di Indonesia keluar kampus untuk mendapat pengalaman, membina mahasiswa di luar, mencari pengalaman kerja di industri dan universitas lain.
“Tantangan terkait hal tersebut memang sangat berat. Namun, perubahan ini merupakan satu-satunya jalan untuk mewujudkan transformasi sistem pendidikan tinggi Indonesia untuk dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing dan mampu mengejar perubahan global,” tutup Mas Menteri. (Hs.Foto.BPMI Setpres)