SeiRampah, Gpriority.co.id – Bupati Halmahera Selatan (Halsel) Usman Sidik tengah berada di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara. Rencananya dia akan menerima penghargaan pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2023 yang berlangsung di Sumatera Utara. Apa yang membuatnya bisa mendapatkan penghargaan tersebut, redaksi membagikannya untuk anda.
Bupati Usman Sidik sempat menyambangi koleganya, Bupati Sergai, Darma Wijaya di ruang kerjanya di Komplek Kantor Bupati Sergai, SeiRampah pada Rabu (08/02). Kedua Bupati tersebut adalah bagian dari 10 Kepala Daerah yang akan mendapatkan penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat karena dianggap menjalankan kerja pembangunan berbasis kebudayaan.
Dalam audiensinya dengan Bupati Darma, Bupati Usman mengaku tertarik pada sektor perkebunan di Kabupaten Sergai. “Sepanjang perjalanan saya melihat hamparan perkebunan sawit yang luas. Saya bahkan sudah dokumentasikan untuk nanti dipelajari dan setelahnya mungkin akan dilakukan studi banding dan kerja sama dengan Kabupaten Sergai,” ujarnya seperti dikutip dari laman Pemkab Sergai.
Pada hari yang sama, dalam rilisnya kepada media, Pemkab Halmahera Selatan (Halsel) menegaskan menolak berdirinya minimarket Indomaret dan Alfamidi. Kebijakan itu sebagai upaya melindungi UKM dan pelaku usaha lokal di Halsel. “Kami tetap konsisten dengan kebijakan itu, karena ini merupakan sesuatu yang positif,” ujar Bupati Usman. Menurutnya, kebijakan pelarangan masuknya2 brand ternama itu, menuai respon positif dari berbagai kalangan. Dirinya pun berharap pengusaha lokal yang bergerak di bidang ritel, dapat mengambil peluang ini. “Sebenarnya, kalau mau buat usaha ritel disini, peluangnya besar sekali, karena Indomaret dan Alfamidi tidak ada,” pungkasnya.
Keberpihakan pembangunan kepada wong cilik inilah yang juga mendorong PWI Pusat memberikan penghargaan. PWI melihat sejak sejak tahun 2021 Bupati Usman melakukan inovasi kopra putih untuk mendongkrak perekonomian petani. Bupati Usman mengungkap keunggulan kopra putih adalah soal harganya yang jauh lebih bagus dibanding kopra hitam. Dijelaskannya saat ini harga kopra putih bisa mencapai 15.000/kg hingga Rp 17.000/kg. Adapun harga kopra hitam hanya mencapai Rp 3.000/kg. Untuk mengubah kebiasaan petani membuat kopra hitam dengan cara pengasapan tidak mudah. Namun pihaknya terus berupaya terutama memberi pelatihan serta bantuan berupa alat pengolahan kopra putih. Dalam catatan, pada tahun 2020 sebagian besar pertani masih mengolah kopra hitam dengan metode pengasapan, tapi sejak 2021 mereka ramai-ramai beralih ke kopra putih. Dengan begitu kini perekonomian petani mulai bergerak naik seiring melimpahnya produksi kopra putih. (dbs/ps)