RISHA untuk Korban Gempa Cianjur

Jakarta, Gpriority.co.id – Banyaknya bangunan yang rusak berat saat gempa bumi tektonik yang melanda Cianjur dipercaya karena minimnya bangunan berkualitas dan tak layak dalam menghadapi gempa bumi. Atas dasar itu, Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) pantas menjadi jawaban untuk membangun kembali bangunan yang rusak tersebut. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun siap mendukungnya.

Sampai penghujung November 2022 dilaporkan kurang lebih 2.345 bangunan rusak berat akibat gempa bumi tektonik yang melanda Cianjur. Melihat fenomena tersebut, Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi (HAKI), Iswandi Imran, menyebut masih banyak pola struktur bangunan yang rentan terhadap goncangan gempa. “Saya lihat kalau dari pola-polanya kebanyakan yang runtuh itu yang un-confined atau confined tapi tidak sempurna. Itu yang banyak runtuh kemarin akibat gempa di Cianjur,” ujarnya.

Walau banyak bangunan yang rusak berat, beberapa bangunan nyatanya masih berdiri sempurna tanpa kerusakan sedikitpun. Diantara bangunan itu ialah SD Kidang Kencana dan SD Cibantala 1 yang terletak di Kecamatan Cilaku. Kedua SD yang letaknya berdekatan dengan Kecamatan Cigunang yang menjadi episentrum gempa itu faktanya dibangun dengan menerapkan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat Tahan Gempa (RISHA) dari Kementerian PUPR. Adalah juru bicara Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja yang mengungkapkan hal itu.

Menurutnya berdasarkan informasi dari tim aplikator RISHA di bawah pembinaan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, kedua SD itu dalam kondisi aman. Dijelaskan Endra, kondisi struktur dan keseluruhan bangunan aman dari kerusakan pasca-gempa. “Sekolah lain yang dibangun secara konvensional terindikasi retak cukup parah,” cetusnya. Ditambahkannya, kedua bangunan SD tersebut dimulai konstruksinya pada tahun 2020 menggunakan teknologi RISHA. Pertimbangannya lokasi SD yang berada pada zona gempa moderat ke atas.

RISHA merupakan rumah dengan konsep knockdown, di mana proses pembangunannya tidak membutuhkan semen dan bata, melainkan dengan menggabungkan panel-panel beton dengan baut. Setelah melalui proses pengembangan sejak 2004, rumah ini diklaim memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). RISHA sendiri diperuntukkan bagi warga kelas menengah ke bawah sebab rancangannya dibuat sedmikian rupa agar biaya produksi maupun pemasangannya tidak membebani konsumen.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam satu kesempatan mengatakan mengatakan korban gempa Cianjur akan mendapatkan dana kompensasi Rp 50 juta untuk memperbaiki rumah. Dana tersebut diberikan bagi korban yang rumahnya rusak ringan hingga sedang. Dana kompensasi itu, lanjutnya, merupakan stimulant Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Nah, dana kompensasi Rp50 juta tersebut nyatanya sesuai untuk membangun satu unit RISHA yang hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 50 juta per unit untuk tipe 36 meter persegi lengkap dengan kamar mandi.

Presiden sendiri seperti diungkapkan Basuki menginstruksikan PUPR untuk membangun bangunan dengan standar gempa bagi bengunan yang rusak di Cianjur. “Kita punya RISHA, makanya misal ada yang rumah-rumah tahan gempa seperti ini, kita akan pakai. Saya sudah minta Dirjen Perumahan, beliau sudah stok, sudah membuat dulu modul-modul rumahnya, jadi sekarang tinggal angkut, tergantung pada Pemda karena Pemda harus menyiapkan tanahnya, nanti kita lakukan land clearing dan kita bangun,” pungkasnya. (PS/dbs)