Jakarta, GPriority.co.id – Perdebatan kian marak terjadi di media sosial, terlebih menjelang Pilkada. Dengan mudahnya, satu sama lain saling merasa benar akan pendapatnya.
Saat ini peribahasa ‘mulut mu harimau mu’ nampaknya juga sudah berganti menjadi ‘jari mu harimau mu’, karena semakin mudah dan banyaknya orang yang berdebat di media sosial.
Namun, bagaimana pandangan Islam soal berdebat? Benarkah Islam ternyata melarang perdebatan?
Berdasarkan HR. Abu Daud, sebenarnya Rasulullah SAW. telah mengimbau umat Islam untuk meninggalkannya. Sekalipun apa yang didebatkan tersebut merupakan hal yang benar.
“Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik.” (HR. Abu Daud)
Melalui pertengkaran dan perdebatan, sifat egois seseorang pasti akan selalu muncul. Bahkan kita dapat mengetahui karakter asli seseorang ketika ia dihadapkan pada sebuah perdebatan.
Sayangnya, sifat yang muncul ketika merasa benar saat berdebat tersebut keseringan bercampur dengan amarah dan nafsu. Jika tidak di kontrol, maka seseorang dapat berdosa meskipun ia tidak menyadarinya.
Hal ini merupakan salah satu dampak buruk dari perdebatan. Yaitu saling menyakiti dan mendzolimi. Apalagi di media sosial, terkadang kita berdebat dengan orang yang mungkin tak pernah kita tatap secara langsung.
Seseorang yang membela kebenaran, tak selalu dapat diekspresikan dengan amarah atau saling mencaci-maki di media sosial. Ada baiknya untuk menghindari perdebatan.
Salah satu cara untuk menghindari perdebatan adalah dengan mengendalikan diri untuk tidak mudahnya saling mencaci-maki terutama di media sosial.
Namun, sebelum menuntut orang untuk bijaksana, diri kita sendiri harus menerapkan hal tersebut terlebih dahulu.
5 Cara Agar Menjadi Orang Yang Lebih Bijaksana di Media Sosial
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat menjadi lebih bijaksana terutama di media sosial, adalah sebagai berikut.
1. Bertekad kuat mengendalikan diri untuk tidak asal mengetik di media sosial.
2. Kendalikan emosi dan belajar untuk lebih sabar. Ingatlah, tidak semua hal harus diutarakan di media sosial.
3. Belajar menahan amarah dan ketikan di media sosial, meski ada yang memancing emosi. ‘Jangan jadi bensin ketika api menyala’.
4. Perbaiki diri dalam segala hal, belajar untuk tidak egois atau merasa selalu benar. Pahamilah bahwa manusia bukan mahluk sempurna. Pasti ada saja celah kesalahannya.
5. Tidak perlu tenggelam dalam perdebatan di media sosial. Karena berdebat di media sosial tidak akan ada untungnya untuk kita. Malah bisa jadi menimbulkan kerugian karena menambah musuh.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk anda yang masih belajar soal perdebatan, dan dapat lebih menahan diri untuk tidak berdebat di media sosial.
Foto : Ilustrasi / Freepik