Usai Resmikan Bandara, Presiden Meletakan Batu Pertama Kawasan Industri Pupuk Fakfak

Penulis : Dimas A Putra | Editor : Lina F | Foto : Humas Fakfak

Jakarta, GPriority.co.id – Setelah meresmikan Bandara Siboru dan Bandara Douw Aturure Nabire, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meletakan batu pertama atau groundbreaking kawasan Industri pupuk di Distrik Arguni, Kabupaten Fakfak, Papua Barat pada Kamis (23/11).

“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim pada sore hari ini groundbreaking/pelatakan batu pertama proyek strategis nasional kawasan Industri Pupuk Fakfak secara resmi saya menyatakan dimulai,” ucap Jokowi dalam peletakan batu pertama di Kabupaten Fakfak melalui siaran langsung Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (23/11).

Presiden Jokowi mengungkapkan soal krisis global yang saat ini tengah terjadi. Sehingga, kehadiran kawasan industri pupuk ini diharapkan Presiden mampu menjadi langkah besar mengatasi persoalan tersebut.

“Ancaman krisis global betul – betul terjadi, sehingga kita harus betul – betul memiliki strategi besar, bagaimana kita bisa meraih yang namanya kedaulatan pangan,” ujar Presiden.

“Tidak hanya urusan beras saja, gula, kedelai, jagung dan lainnya kita memang masih bergantung negara lain, oleh sebab itu ini menjadi bagian yang sangat penting, karena pupuk akan meningkatkan produktivitas tanaman yang kita tanam,” tambahnya.

Disamping itu, Presiden Jokowi meminta agar proyek strategis nasional ini mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi anak – anak Papua.

“SDMnya (sumber daya manusia) disesuaikan dengan kebutuhan, jangan sampai SDMnya tidak sinkron dengan kebutuhan yang ada di Industri dan kebutuhan yang ada di lapangan. Saya kira ini kesempatan yang baik bagi SDM muda di tanah Papua untuk ikut membangun industri pupuknya sendiri,” tuturnya.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi memperkirakan proyek ini akan rampung atau selesai pada 2028 mendatang. 

Sebagaimana diketahui, Pabrik pupuk Fakfak menjadi salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang memiliki peran vital untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Adapun keberadaannya sejalan dengan permintaan pasar yang terus tumbuh dan kebutuhan pupuk yang diperkirakan mencapai 6-7 juta ton pada 2030.