Jakarta, GPriority.co.id – Direktur Eksekutif Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF), Catherine Russell, melaporkan bahwa saat ini anak-anak Gaza mengalami malnutrisi akut. Bahkan karena hal tersebut, 10 anak sudah meninggal.
“Hal baru yang mengerikan di Gaza bahwa hingga kini sedikitnya sepuluh anak meninggal. Karena kekurangan gizi dan dehidrasi, sementara masih banyak anak lainnya yang berada di ambang kematian,” kata Russell dikutip dari laman resmi RRI.
Dia menambahkan bahwa satu dari enam anak di bawah usia dua tahun di Gaza utara mengalami malnutrisi akut. Untuk itu perlu ada gencatan senjata secara permanen.
Menurut penuturan Russell, satu menit saja terlambat mengakses makanan, air, dan perawatan medis dapat menimbulkan imbas yang mengerikan.
Sebelumnya para pejabat UNICEF telah mengeluarkan peringatan sedari awal perang Israel di Gaza. Perang ini dilaporkan telah membunuh sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Salah satu pejabat UNICEF juga mengatakan bahwa anak-anak di Gaza berkali-kali bertahan, demi menghindari pemboman dari pihak Israel. Selama beberapa bulan terakhir, mereka bahkan hanya makan sehari sekali.
Dalam peristiwa ini, untuk pertama kalinya juga Militer Amerika Serikat (AS) mengirim bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina, dengan menjatuhkannya dari udara. Cara itu dinilai lebih aman ketimbang mengirim lewat darat yang penuh risiko.
Selain itu, pemerintahan Presiden Joe Biden juga mempertimbangkan pengiriman bantuan melalui laut dari Siprus, sekitar 210 mil di lepas pantai Gaza. Banyak negara akhirnya menggunakan cara pengiriman melalui udara karena kondisi keamanan Gaza yang tak memungkinkan.
Blokade pasukan Zionis membuat bantuan kemanusiaan sangat sulit bahkan tak bisa menembus Gaza Utara melalui Rafah. Setiap pesawat hanya bisa membawa dan menerjunkan bantuan setara 1 atau maksimal 2 truk.
Sebelum konflik, warga Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa bergantung pada 500 truk bantuan yang dipasok setiap hari. Ironisnya berdasarkan badan PBB selama Februari 2024 hanya 97 truk yang bisa memasuki Gaza setiap hari.
Foto : Shepparaton News