Awal tahun 2020, Indonesia dihebohkan dengan penemuan 2 pasien kasus positif Corona atau sekarang disebut Covid-19.
Usai penemuan tersebut, jumlah penduduk Indonesia yang terpapar Covid-19 jumlahnya semakin meningkat. Tak hanya itu, pasien yang terjangkit Covid-19 pun banyak yang meninggal. Tak ayal ini membuat Pemerintah Pusat maupun daerah mengambil langkah cepat dengan melakukan PSBB di seluruh wilayah Indonesia.
Tak cukup dengan PSBB, di awal tahun 2021 atau tepatnya pada awal Februari 2021, Indonesia menggelar vaksinasi masal. Tujuannya agar membentuk Herd Imunity masyarakat Indonesia. Keputusan yang terbilang tepat, mengingat setelah banyak masyarakat yang terbentuk Herd Imunitynya jumlah kasus Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia hingga saat ini mengalami penurunan.
Lantas apa sih Herd Imunity tersebut? Dijelaskan oleh Plt Kepala Dinas Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni yang ditemui pada 2 September 2021 Herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut.
“ Misalnya, jika 80% populasi kebal terhadap suatu virus, empat dari setiap lima orang yang bertemu seseorang dengan penyakit tersebut tidak akan sakit dan tidak akan menyebarkan virus tersebut lebih jauh. Dengan cara ini, penyebaran penyakit tersebut dapat dikendalikan. Bergantung pada seberapa menular suatu infeksi, biasanya 70% hingga 90% populasi membutuhkan kekebalan untuk mencapai kekebalan kelompok,” jelas dr.Dini.
Lebih lanjut dikatakan oleh dr.Dini, agar Herd immunity bisa terbentuk ada 2 macam cara, yang pertama dengan cara membiarkan virus terus menyebar sehingga banyak orang terinfeksi dan apabila mereka sembuh, banyak orang akan kebal sehingga wabah akan hilang dengan sendirinya karena virus sulit menemukan inang untuk membuatnya tetap hidup dan berkembang.
Ke-2 Herd Immunity pun bisa terbentuk dengan cara menyuntikkan vaksin untuk penangkalan penyebaran virus tersebut sehingga berdasarkan penelitian apabila masyarakat yang sudah divaksin Covid 19 lengkap dua dosis mendapatkan perlindungan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak divaksin sama sekali.
“ Berdasarkan laman infeksiemerging Kementrian Kesehatan RI menuliskan bahwa pengalaman dari beberapa penyakit infeksi menular sebelumnya tanpa vaksin bukan cara yang efektif untuk mencapai herd immunity terutama pada penyakit yang menyebabkan keparahan dan kematian yang tinggi. Selain itu virus dapat bermutasi seiring waktu sehingga antibodi dari infeksi sebelumnya hanya memberikan perlindungan untuk jangka waktu yang singkat, tidak seumur hidup mereka.
Seringkali terjadinya KLB penyakit menular (yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin) ditemukan di kelompok masyarakat dengan cakupan vaksinasi yang rendah sehingga mereka tidak memiliki herd immunity terhadap penyakit menular tersebut. Pada kesimpulannya bahwa perlindungan dari vaksin merupakan cara yang efektif dalam mencapai herd immunity,” tutup dr.Dini.(Hs.Foto.dok.Hs-Gp)