Cara Membuat Biopori, Resapan Air Pencegah Banjir

Biopori merupakan lubang resapan air berbentuk silindris yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah, bertujuan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya serap air pada tanah. 

Biasanya lubang memiliki diameter antara 10-30 cm. Lubang tersebut kemudian diisi dengan sampah organik sebagai makanan makhluk hidup yang ada di tanah, seperti cacing dan akar tumbuhan.

Banyak manfaat dari metode biopori ini salah satunya yaitu mencegah terjadinya banjir. Biasanya banjir di daerah padat penduduk disebabkan oleh drainase buruk karena kurangnya daya serap air oleh tanah.

Dengan membuat lubang resapan biopori, dapat membantu air untuk segera masuk ke dalam tanah. Selain itu, sampah organik yang ada di dalam lubang menjadi makanan dari cacing tanah.

Cacing yang masuk ke dalam lubang akan membuat terowongan-terowongan kecil di dalam tanah ketika menuju ke lubang yang berisi sampah organik. Hal ini tentu akan membuat air lebih cepat meresap ke dalam tanah.

Selain itu juga dapat mengurai sampah organik, menyuburkan tanah, dan mempengaruhi jumlah air di dalam tanah.

Biopori biasanya diletakkan di tempat terbuka yang akan terkena hujan, seperti halaman luar, lapangan, sekitar pepohonan, dan tempat terbuka lainnya. Adapun cara membuatnya sebagai berikut :

Alat dan bahan.

– Bor tanah
– Pipa PVC dan penutup yang sudah dilubangi bagian sisi-sisinya
– Sampah organik
– Air

Langkah pembuatan.

– Tentukan lokasi pembuatan biopori, setelah itu siram tanah dengan air agar tanah lunak dan mudah untuk dilubangi.

– Lubangi tanah dengan bor tanah, usahakan buat yang tegak lurus.

– Buat lubang dengan kedalaman kurang lebih 1 meter dengan diameter 10-30 cm.

– Lapisi lubang menggunakan pipa PVC yang ukurannya sama dengan diameter lubang.

– Isi lubang dengan sampah organik dari tanaman seperti daun, rumput, kulit buah-buahan, dan lain-lain.

– Tutup lubang menggunakan kawat besi, atau bisa juga memakai tutup pipa PVC yang sudah dilubangi.

Setelah lubang biopori jadi, langkah selanjutnya yaitu perawatan biopori agar kualitasnya tetap terjaga. Seperti mengisi lubang biopori dengan sampah organik secara bertahap setiap lima hari sekali.

Lubang resapan biopori yang sudah terisi penuh dengan sampah dapat dibiarkan selama tiga bulan agar sampah menjadi kompos.

Setelah tiga bulan, angkat kompos dari lubang biopori, dan lubang siap diisi kembali dengan sampah yang baru. Kompos dapat digunakan sebagai pupuk tanaman yang ada di halaman rumah. (Dw.foto.dok.Istimewa)