Hijab Made In China Kuasai Tanah Abang, Produk Lokal Kalah Saing!

Hijab Made In China Kuasai Tanah Abang, Produk Lokal Kalah Saing!

Jakarta, GPriority.co.id – Hijab made in China dilaporkan sedang menguasai Tanah Abang. Kabarnya, produk lokal justru kalah saing.

Beberapa waktu, tengah ramai berita terkait Indonesia yang dilanda masalah banjir produk impor. Hal ini juga terjadi pada industri hijab, khususnya di Tanah Abang.

Lebih mencengangkannya, di Tanah Abang berbagai produk pakaian serta aksesoris lainnya, 70% dikuasai oleh produk impor. Terutama baju anak-anak.

Pasar Tanah Abang dikenal sebagai pusat perbelanjaan pakaian dan berbagai aksesoris dengan harga murah. Sayangnya, saat ini produk lokal justru kalang saing di pusat perbelanjaan tersebut.

Salah satu pedagang disana mengaku jika mereka lebih tertarik mengambil barang impor, karena harga jualnya lebih murah daripada produk lokal, hingga 50%.

Misalnya saja, hijab made in China yang modalnya Rp15-20 ribu per/pcs. Sedangkan jika mem-produksi sendiri, modalnya bisa 2 kali lipat.

Selain itu, produk impor lainnya juga mulai menjamur seperti celana jeans, atasan, hingga pakaian dalam.

Berdampak Besar Bagi Industri Tekstil di Indonesia

Akibat fenomena banjir produk impor ini, industri tekstil di Indonesia pun terkena dampak besar.

Pada beberapa waktu lalu, perusahaan tekstil Sritex yang telah berdiri selama puluhan tahun juga menyatakan pailit.

Keruntuhan industri tekstil Sritex juga mengancam 20 ribu karyawannya kehilangan pekerjaan mereka.

Disisi lain, pasar ekspor global juga sedang lesu dampak dari konflik geopolitik.

Akibat dari faktor-faktor tersebut, 8 perusahaan tekstil di Indonesia resmi bangkrut dan tutup dalam rentang Januari-September 2024 lalu.

Menyedihkannya, sebanyak 15.500 karyawan juga kehilangan pekerjaannya pada Januari-Oktober 2024 ini.

Kondisi tersebut menandakan jika Indonesia mengalami deindustrilisasi dini. Artinya, sektor industri non migas tidak lagi dapat berperan penting sebagai basis pendorong perekonomian suatu negara.

Hal ini juga menandakan bahwa kontribusi sektor industri terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), terus mengalami penurunan.

Padahal berdasarkan data dari ASEAN Stats Data Portal, ekspor negara-negara Asia Tenggara ke Amerika Serikat terus berkembang. Sayangnya, Indonesia tak merasakan hal yang sama.

Foto : Istimewa