Jakarta, GPriority.co.id – Jepang baru saja meluncurkan satelit kayu pertama di dunia, yang disebut LignoSat.
LignoSat baru saja diluncurkan ke luar angkasa untuk mengeksplorasi potensi kayu dalam mengurangi sampah antariksa.
Para peneliti di Universitas Kyoto mengantisipasi bahwa material kayu akan terbakar habis saat memasuki atmosfer, sehingga berpotensi menghindari pelepasan partikel logam saat satelit menyelesaikan tugasnya dan kembali ke Bumi.
Diluncurkan menggunakan roket SpaceX tanpa awak dari Kennedy Space Center NASA di Florida, kedatangan satelit ini dilaporkan aman di luar angkasa dikonfirmasi pada hari Selasa (5/11) lalu oleh Human Spaceology Center di Universitas Kyoto.
Sebagai informasi, setiap sisi satelit berbentuk kubus eksperimental ini hanya berukuran 10 sentimeter dan tertutup dalam wadah khusus yang disediakan oleh Badan Eksplorasi Dirgantara di negeri sakura.
Satelit itu dilepaskan ke orbit sekitar 400 km (250 mil) di atas Bumi. Namanya ternyata terinspirasi dari Bahasa Latin dari kayu.
“Dengan kayu, material yang dapat kita produksi sendiri, kita akan mampu membangun rumah, tinggal, dan bekerja di luar angkasa selamanya,” kata Takao Doi, seorang astronot yang pernah terbang dengan Pesawat Ulang Alik dan mempelajari aktivitas manusia di luar angkasa di Universitas Kyoto.
Dengan rencana 50 tahun untuk menanam pohon dan membangun rumah kayu di bulan dan Mars, tim dari Doi memutuskan untuk mengembangkan satelit bersertifikasi NASA untuk membuktikan bahwa kayu adalah material kelas luar angkasa.
Kayu Ternyata Lebih Tahan Lama di Luar Angkasa
Kayu lebih tahan lama di luar angkasa daripada di Bumi karena tidak ada air atau oksigen yang dapat membusukkan atau membakarnya.
Satelit ini juga meminimalkan dampak lingkungan di akhir masa pakainya, kata para peneliti.
“Pesawat terbang awal tahun 1900-an terbuat dari kayu. Kini satelit dari bahan tersebut juga bisa dibuat,” ujar profesor ilmu kehutanan Universitas Kyoto, Koji Murata.
Doi mengatakan, Satelit logam mungkin akan dilarang penggunaannya di masa mendatang.
“Jika kami dapat membuktikan bahwa satelit kayu pertama kami berfungsi, kami ingin menawarkannya kepada SpaceX milik Elon Musk,” tegasnya.
Foto : LignoSat