Jakarta, GPriority.co.id – Setiap tanggal 2 Oktober, diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Batik Betawi mejadi salah satu motif batik daerah yang terkenal cerah dan berwarna.
Meski memiliki banyak jenis, umumnya batik Betawi memiliki 2 motif dasar, yang merupakan hasil pengembangan dari bentuk segitiga dan motif Betawi Tarogong.
Batik Betawi sendiri sudah populer sejak abad ke-19, di kawasan yang saat itu namanya masih Batavia.
Mulai tahun 1970-an, ciri khas batik Betawi yaitu pucuk rebung. Motif ini umumnya digunakan untuk seragam None Jakarta.
Meski awalnya memiliki kemiripan dengan motif batik di daerah pesisir Pulau Jawa, namun lambat laun motif batik Betawi memiliki ciri khas tersendiri, dengan beberapa kriteria.
Ciri khas motif Batik Betawi kemudian terkenal dengan warna cerahnya. Seperti merah, ungu, biru, oranye, dan hijau muda. Bahkan sangat jarang motif batik Betawi yang berwarna gelap.
Selain warnanya yang cerah, motif batik Betawi juga mempunyai filosofis berdasarkan pada sejarah atau budaya masyarakat Jakarta.
Dewasa ini, motif batik Betawi kebanyakan bergambar monas, ondel-ondel, hingga pucuk rebung (bambu muda) yang bergerigi pada ujungnya, dan masih banyak lagi.
Selain itu, ada juga motif batik Betawi seperti motif segitiga panjang yang lancip dan saling terhubung, motif tumpal yang memiliki simbol gunung, dan motif mancungan tumpal bermotif segitiga.
Ada juga motif gabungan kesenian ondel-ondel dan tanjidor, ondel-ondel kombinasi dengan pucuk rebung, dan terakhir motif penari Cokek yang merupakan tarian asli khas Betawi.
Lalu, mengapa motif batik Betawi cenderung cerah dan berwarna?
Ternyata hal ini menggambarkan kehidupan masyarakat Betawi, keindahan alam semesta, dan keseimbangan hidup yang sejahtera.
Selain itu, penggunaan warna cerah ini juga menjadi upaya masyarakat Betawi dalam mempertahankan nilai-nilai budaya mereka yang telah ada secara turun-temurun dari leluhur mereka.
Foto : Istimewa