Yogyakarta,gpriority.co.id- Selokan Van Der Wijck merupakan bangunan cagar budaya yang ditetapkan oleh Pemda DI Yogyakarta pada 11 November 2008.
Menurut laman resmi Pemda DI Yogyakarta, pada Jum’at (25/3/2022) selokan ini mampu memenuhi kebutuhan air bagi 20.000 Ha sawah yang berada di wilayah sekitarnya.
Selokan Van Der Wijck merupakan saluran air yang panjang. Untuk itulah masyarakat Yogyakarta menyebutnya dengan Buk Renteng.
Buk Renteng pada awalnya hanya dipergunakan sebagai saluran irigasi perkebunan tebu di wilayah Minggir, Moyudan hingga Sedayu. Sekarang, selokan ini juga dipergunakan sebagai penggerak energi terbarukan yaitu Pembangkit Tenaga Listrik Mikrohidro (PLTMH) dan dapat menyuplai kebutuhan listrik masyarakat sekitar, dan sebagian wilayah Muntilan, Jawa Tengah.
Lantas, apa sih hubungan Selokan Van Der Wijck dengan G20? Masih menurut laman yang sama, Buk Renteng menjadi salah satu sektor yang akan dibahas di dalam G-20. Pembahasan ini bertujuan agar keunikan bangunan yang menggunakan teknologi gravitasi bumi tetap bisa dipertahankan.
Tak hanya itu, dijadikannya Buk Renteng sebagai sumber energi listrik yang mana air selokan dijadikan Pembangkit Tenaga Listrik Mikrohidro (PLTM) menjadi alasan lainnya kenapa Buk Renteng masuk ke dalam pembahasan G-20.
“ Energi terbarukan menjadi sumber energi murah, ramah lingkungan dan bersifat lestari. Hal ini tentu saja sejalan dengan perhelatan G20 yang salah satu fokus utamanya adalah Transisi Energi,” kutip isi dari medsos DIY,(Hs.Foto.dok.diskominfo DIY)