
Penulis: Dimas | Editor: Lina F | Foto: Dimas
Jakarta,GPriority.co.id-Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjabarkan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan 110 engagements atau pendekatan kepada berbagai pihak untuk mengatasi masalah Myanmar.
Selama hampir tujuh bulan Indonesia menjadi ketua ASEAN, Retno menuturkan terkait upaya-upaya penyelesaian atas persoalan Myanmar terus dilakukan. Mulai dari pertemuan secara fisik, virtual, maupun melalui percakapan telepon.
“Termasuk engagements saya secara in person baik dengan Menlu NUG maupun Menlu SAC dalam beberapa kali,” ujar Retno dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jumat (7/7).
Selanjutnya, Retno juga telah melakukan pendekatan termasuk komunikasinya langsung dengan oposisi junta militer Myanmar yakni dengan Menlu dari NUG (National Unity Government) atau Menlu junta Myanmar yakni Menlu SAC (State Administration Council) beberapa kali.
Retno menjelaskan pihaknya juga berdialog dengan kantor special envoy baik dengan Ethnic Resistance Organizations (EROs), wakil-wakil partai politik, dan CSO serta pihak-pihak lain di Myanmar.
Dalam hal ini, Retno menuturkan pendekatan itu dilakukan secara inklusif dan intensif. Dua prinsip tersebut sengaja diutamakan guna membangun kepercayaan, mendengarkan posisi masing-masing pihak, membangun jembatan untuk mempersempit perbedaan.
“Hal ini bertujuan untuk mendorong de-eskalasi kekerasan, mendorong dialog inklusif, serta mengajak semua pihak untuk membantu dan mendukung pemberian bantuan kemanusiaan dengan prinsip “no-one left behind.”,” jelas Retno.
Adapun Retno juga menyampaikan bahwa ASEAN melalui AHA Centre sudah membuat langkah maju terkait bantuan kemanusiaan di Myanmar.
Setelah sukses melakukan pengiriman bantuan pada Mei lalu, kini AHA Centre mempersiapkan penyaluran bantuan kepada 400 rumah tangga atau sekitar 1.450 orang IDPs (internally displaced persons).
“Wilayah Sagaing dan Magway akan jadi salah satu prioritas selanjutnya. Selain itu, AHA Centre juga telah bertindak cepat membantu korban Mokha Cyclon senilai US$1,6juta,” tuturnya.
Retno juga kembali menyerukan penghentian kekerasan terhadap warga di Myanmar. Menurutnya, dialog yang inklusif hanya bisa tercapai jika tak ada lagi pengerahan kekuatan berlebih.
Tanpa penghentian kekerasan, tidak akan ada situasi kondusif. Tanpa situasi kondusif, maka tidak mungkin dapat dilakukan dialog yang inklusif,” ujar dia.