Olah Sampah Jadi Energi Alternatif


Jakarta,Gpriority – Sampah rumah tangga maupun industri merupakan suatu masalah yang terus dicarikan solusinya agar tidak menumpuk. Berbagai inovasi terus dilakukan oleh pemerintah termasuk PT PLN (Persero).

Berdasarkan keterangan rilis secara tertulis pada Kamis (18/11/2021) PT. PLN berhasil membina masyarakat mengelola sampah menjadi sumber energi alternatif yang dapat menghasilkan listrik, hal ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Langkah PLN tersebut merupakan suatu terobosan untuk mengatasi permasalahan sampah yang saat ini belum dapat diselesaikan. Hingga tahun 2021, jumlah sampah di Indonesia bisa mencapai 70 juta ton per hari. Besarnya jumlah sampah ini selain menambah beban emisi karbon juga menjadi persoalan pelik lingkungan.

Kasubdit Barang dan Kemasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ujang Solihin Sidik menjelaskan, saat ini produksi sampah di Indonesia bisa mencapai 70 juta ton per hari. Sekitar 70 persennya bahkan terbuang begitu saja di laut. 30 persennya menumpuk menjadi gunungan sampah di tempat pembuangan akhir.

Ujang menilai, perlu ada langkah efektif agar sampah bisa dikelola dan menghasilkan manfaat, seperti yang telah dilakukan PLN melalui program TJSL, yang juga menjadi kewajiban dalam pemenuhan Sustainability Development Goals (SDG’s). Peran aktif BUMN dalam pengelolaan sampah bersama masyarakat menjadi kunci penyelesaian persoalan sampah.

“Kami dari KLHK sangat konsen terhadap isu sampah ini. Kami punya target paling tidak sampah yang dibuang ke laut bisa berkurang hingga 70 persen. Namun, ini tentu tidak bisa dilakukan sendiri. Keterlibatan PLN dalam mendampingi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan peran penting,” ujar Ujang.

Ujang pun mengapresiasi langkah PLN membina warga untuk mengelola sampah menjadi sumber energi alternatif. Melalui mitra binaannya, PLN mengolah sampah menjadi brisket ataupun pelet untuk bahan campuran batu bara (co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

“Ini selain bisa mengurangi beban sampah juga bisa menjadikan sampah sebagai sumber energi alternatif. Harapnnya di 2025, skema pengelolaan sampah ini selain bisa mengurangi beban sampah nasional juga bisa menjadi bahan baku energi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Ujang.

Ujang menjelaskan, KLHK bersama PLN juga juga tengah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah akhir (PLTSa). Memang untuk bisa mengoperasikan PLTSa ini masih memerlukan teknologi yang canggih, seperti RDF dan sistem pemanasan sampah untuk menjadi sumber energi.

Namun, dengan terjunnya PLN dalam memberikan pembinaan kepada mitra binaan, masyarakat mampu memilah sampah yang menjadi bagian terpenting.

Vice President Keselamatan dan Kesehatan Kerja PLN, Leiden Brix Hutapea menjelaskan, saat ini PLN memang sudah memiliki sekitar 100 mitra binaan dan 12 desa binaan yang fokus untuk mengelola sampah menjadi lebih tepat guna.

Pengelolaan sampah melalui program TJSL ini, salah satunya sudah berjalan di Nusa Tenggara Barat (NTB). PLN memiliki program yang memberdayakan masyarakat setempat mulai dari pemilahan sampah hingga mengolahnya menjadi pelet untuk tambahan bahan baku co-firing di PLTU.

“Selain bisa mengelola sampah sehingga lingkungan masyarakat menjadi lebih bersih. Pengelolaan sampah menjadi pelet ini juga bahkan bisa meningkatkan perekonomian warga karena produksi pelet dari sampah kami serap menjadi bahan tambahan dalam proses co-firing,” tutup Leiden.(Hs.Foto.Humas PLN)