Jakarta, GPriority.co.id – Benarkah, operasi lasik tanpa menimbulkan resiko? Tindakan ini sering dipertanyakan soal keamanan serta resiko yang mungkin terjadi salah satunya mengalami “Kebutaan”. Namun, sebenarnya tidak menakutkan seperti itu. Bahkan tidak menimbulkan efek apa pun usai menjalaninya. Mari ketahui lebih lanjut, tentang lasik dan apa manfaatnya bagi kesehatan mata!
Dalam pengertiannya, Lasik adalah istilah yang dikenal masyarakat sebagai prosedur bedah mata yang menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea, bagian depan mata yang transparan. Intinya, prosedur ini mengubah pengguna lensa kontak plus (rabun dekat), minus (rabun jauh) atau silindris jadi enggan menggunakannya lagi, alias sembuh.
Meski demikian ada syaratnya. Menurut Dr. Sri astri nanditya, Sp.M prosedur lasik wajib dilakukan oleh orang dewasa, usianya lebih dari 18 tahun. Selain itu, ukuran kacamatanya harus setidaknya stabil dalam 1 tahun terakhir. “Lalu, dia tidak memiliki penyakit sistemik seperti diabetes auto imun ataupun hipertensi, kemudian dia tidak sedang hamil dan menyusui serta tidak memiliki kelainan mata lainnya,” ujarnya kepada GPriority belum lama ini.
Setelah semua terpenuhi, dilakukan skrining prelasik dengan alat diagnostik canggih. dr. Astri menjelaskan, pasien akan memilih tiga jenis lasik yakni, Photorefractive keratectomy (PRK), FemtoLASIK sampai Smile.
Ketiganya, sama-sama dirancang untuk mengatasi kelainan refraksi seperti miopia, hiperopia, dan astigmatisme. Ketiganya juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Hal yang terpenting, dr. Astri menuturkan bahwa prosedur ini mampu meningkatkan kualitas penglihatan, proses pemulihan cepat, hasil lebih permanen dan bertujuan membebaskan pasien dari kebutuhan memakai kacamata atau lensa kontak.
Sejumlah pertimbangan juga perlu diketahui pasien sebelum melakukan operasi ini. Resiko yang paling sering dijumpai ialah mata kering.
“Dimana mata atau kualitas dari air mata menjadi berkurang. Matanya gampang ganjel, gampang terasa kering dan berair,” kata dr. Astri. Resiko ini dapat, jelas Sri, dapat diatasi dengan air mata buatan.
Lalu yang jarang ditemui, kata Dr. Sri, contohnya silau berkepanjangan, pendaran cahaya atau luka operasinya tidak menutup sempurna. “Kemudian komplikasi yang sangat jarang terjadi contohnya : Infeksi adanya kuman yang masuk, kekeruhan haze permanen dan korneal ekstasia. Ini adalah suatu keadaan dimana korneanya terlalu tipis, sehingga hasil repraksinya itu tidak pernah stabil,” ucapnya.
Dirinya pun mengimbau agar pasien lasik menghindari berenang dalam 1 bulan, menggosok-gosok mata, serta dihadapi paparan sinar matahari langsung.
Perlu diingat, resiko ini juga dapat diatasi lewat sejumlah langkah usai melakukan prosedur lasik, yaitu tetes obat matanya secara teratur, memakai kacamata hitam anti Ultraviolet (UV) selama beraktivitas diluar ruangan, dan mengkonsumsi makan-makanan bergizi, buah yang mengandung omega 3 dan buah-buahan.
Jadi, tidak perlu takut untuk melakukan operasi lasik!
Foto: GPriority/Rizky