Jakarta,Gpriority-Wabah virus corona saat ini menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia, data terakhir pasien positif corona, pada Kamis (19/03/20) bertambah menjadi 309 orang, 25 orang meninggal dunia, dan 15 orang dinyatakan sembuh setelah menjalani dua kali tes corona.
Kasus-kasus tersebut berasal dari daerah DKI Jakarta (210), Banten (27), Jawa Barat (26), Jawa Tengah (12), Jawa Timur (9), DI Yogyakarta (5), Kepulauan Riau (3), Kalimantan Timur (3), Sulawesi Tenggara (3), Kalimantan Barat (2), Sulawesi Selatan (2), Riau (2), Sumatera Utara (2), Sulawesi Utara (1), Lampung (1), dan Bali (1).
Disamping itu Presiden Joko Widodo memberikan instruksi untuk melakukan rapid test massal. BUMN melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (persero) mulai Kamis (19/03/20) mengimpor rapid test dari Tiongkok sebanyak 500 ribu untuk pemerikasaan massal. Pengiriman alat uji cepat tersebut akan dilakukan secara bertahap. Rapid test ini nantinya akan didistribusikan ke Pemerintah Daerah dan langsung dikirim ke Rumah Sakit rujukan pemerintah.
Rapid test merupakan sebuah test yang dilakukan untuk mendeteksi secara cepat Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19 dengan mengambil sampel darah pasien. Sebelumnya metode yang digunakan untuk mendeteksi virus tersebut yaitu dengan menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), yaitu dengan cara mengambil usapan lendir dari hidung atau tenggorokan dan membutuhkan waktu yang lama, belum termasuk pengiriman sampel ke pusat pemeriksaannya di laboratorium Litbangkes (Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) Jakarta.
Sedangkan untuk rapid test bisa dilakukan dimana saja dan hanya membutuhkan waktu 15-20 menit untuk mendapatkan hasilnya. Keuntungan dari metode ini juga adalah proses pemeriksaan tidak membutuhkan sarana laboratorium pada bio-security level dua, artinya pemeriksaan bisa dilakukan diseluruh laboratorium rumah sakit di Indonesia.
Rapid test massal dilakukan untuk menyakinkan seseorang terkena virus corona atau tidak. Bila terkonfirmasi terinfeksi virus tersebut, maka pasien akan dirawat di rumah sakit. Test ini juga dibarengi dengan isolasi mandiri (self-isolation), bila mengalami kondisi yang buruk maka pasien tersebut akan dirawatinapkan. Target penerimaan rapid test ini yaitu masyarakat luas terutama seseorang yang pernah kontak langsung dengan pasien positif corona.
Juru Bicara Nasional untuk Penangan Covid-19, Achmad Yurianto menatakan, screening menggunakan rapid test diharapkan bisa memperluas deteksi dini infeksi Covid-19 bagi masyarakat luas yang berpotensi terpapar virus tersebut. Achmad juga menambahkan bahwa pemeriksaan massal ini dilakukan bukan untuk menambah pasien yang dirawat karena covid-19, namun mendeteksi sedini mungkin infeksi tersebut dan pasien bisa melakukan isolasi secara mandiri.