Bukan lagi klaster kantor atau pasar, klaster keluarga juga sudah merebak di masyarakat Indonesia. Belakangan ini, peningkatan kasus Covid-19 memang semakin mengkhawatirkan. Bahkan rumah bukan lagi tempat yang aman bagi anak untuk berlindung dari Covid-19.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan mengatakan proporsi kasus Covid-19 pada anak secara nasional saat ini adalah 12,5 persen. Artinya satu dari delapan kasus konfirmasi adalah anak-anak.
Kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia merupakan tertinggi di dunia. Kesimpulan ini berdasarkan data case fatality atau tingkat kematian pada anak akibat virus SARS-CoV-2 itu.
Pada dasarnya, kasus klaster keluarga Covid-19 tidak akan muncul apabila tidak ada anggota keluarga yang bepergian atau beraktivitas di luar rumah dan kembali ke rumah tanpa benar-benar membersihkan diri terlebih dulu.
Tujuan untuk keluar rumah di masa pandemi seperti ini memang bukan untuk sekadar main atau jalan-jalan. Kini tak sedikit tempat kerja yang mengharuskan pegawainya untuk masuk, tidak bisa lagi work from home, dan mereka harus pakai kendaraan umum.
Apabila anggota keluarga terpapar di luar rumah dan pulang, orang rumahnya juga berisiko tinggi terinfeksi. Ironisnya, orang yang menularkan ke keluarga biasanya adalah orang tanpa gejala atau OTG. Mereka yang punya daya tahan tubuh lebih rendah, seperti bayi atau orang tua atau kakek-nenek, akhirnya tertular dari orang yang merasa sehat tersebut.
Setiap keluarga memiliki faktor resiko penularan Covid-19 yang berbeda karena kondisi kesehatan, luas rumah, jumlah orang yang tinggal, serta siapa saja yang beraktivitas di luar. Ada sembilan hal yang perlu diperhatikan dalam mewaspadai penularan Covid-19 di klaster keluarga;
1.Selalu selektif dalam beraktivitas di luar rumah.
2.Memperhatikan sirkulasi dan ventilasi udara dalam rumah dengan rutin membuka jendela pada pagi hari.
3.Menghindari jabat tangan, pelukan, dan ciuman yang tidak perlu, terutama untuk anggota keluarga yang rentan seperti anak-anak.
4.Selektif menerima kunjungan orang lain ke rumah.
5.Memenuhi nutrisi yang seimbang dan istirahat yang cukup.
6.Teratur melakukan aktivits fisik dan olahraga di dalam rumah.
7.Rutin melakukan penyemprotan disinfektan untuk pembersihan rumah.
8.Segera periksakan anggota keluarga jika muncul gejala sakit, sehingga dapat dengan cepat dideteksi keberadaan virus.
9.Menerapkan protokol kesehatan. (VIA)