Tekan Tarif Perdagangan Untuk 3 Negara, Ekonom : Ini Picu Inflasi AS

Jakarta, GPriority.co.id – Satu langkah kebijakan dalam memproteksi pekerja AS serta memberikan stimulus terhadap industri manufaktur di Amerika Serikat dan memerangi perdaganga yang tidak adil, Presiden terpilih AS, Donald Trump berencana memberlakukan tarif hingga 25 % pada barang dari negara Kanada, Meksiko serta tarif 10 % pada barang dari China.

“Pada 20 Januari, saya akan menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan tarif pada semua produk dari Kanada dan Meksiko,” tulis Trump di akun Truth Social-nya, dilansir kompas (26/11).

Beijing dengan cepat menanggapi kebijakan Trump ini dengan menyatakan bahwa langkah ini dapat memicu perang dagang yang tidak menguntungkan siapa pun.

Juru bicara Kedutaan China di AS, Liu Pengyu, menegaskan bahwa kerja sama ekonomi antara China dan AS bersifat saling menguntungkan.

Sementara itu, Kanada dan Meksiko menyatakan pentingnya hubungan dagang mereka dengan AS.

“Hubungan kami menguntungkan pekerja AS, dan kami akan terus berdialog dengan pemerintahan baru,” kata Wakil Perdana Menteri Kanada, Chrystia Freeland. Trump menunjuk Howard Lutnick, yang dikenal sebagai “China Hawk”, untuk memimpin kebijakan perdagangan, dengan usulan tarif mencapai 60 % pada barang dari China.

Para ekonom memperingatkan langkah ini dapat meningkatkan inflasi di AS, namun pendukung Trump melihatnya sebagai alat untuk membawa manufaktur kembali ke dalam negeri.

Mempengaruhi Hubungan AS Di Asia

Sementara itu juga dilasir dari cnn, Langkah yag diambil Presiden terpilih Donald Trump akan mempengaruhi hubungan AS dengan negara-negara mitra dagang terbesarnya, terutama di Asia, yang berpotensi menimbulkan efek berantai pada perekonomian mereka

Kendati potensi dampaknya belum terjamin, tarif yang merupakan pajak atas barang-barang impor ini kemungkinan akan merugikan negara-negara di Asia yang bergantung pada penjualan ke AS untuk meningkatkan perekonomian mereka.

Pada 2023, ekspor Jepang ke AS mencapai US$145 miliar atau Rp2.299,23 triliun (asumsi kurs Rp15.857 per dolar AS), sekitar 20 persen dari total ekspornya.

Pada tahun yang sama, AS menjadi pasar ekspor terbesar kedua Korea Selatan setelah China, dengan nilai barang yang diperdagangkan US$116 miliar atau Rp1.839,44 triliun.

Namun, rencana tarif barang impor Trump untuk barang-barang China juga dapat menguntungkan beberapa negara di Asia Tenggara. Pasalnya, pabrik-pabrik mungkin akan pindah dari China ke tempat lain di kawasan ASEAN.

Foto : Istimewa