Urgensi ‘Wudhu’ dalam Membaca Al-Quran dan Menyentuhnya


Jakarta,GPriority.co.id-Membaca Al-Quran merupakan amalan wajib yang sangat dianjurkan dalam Islam, karena banyak sekali keutamaan yang terdapat didalamnya. Hal ini karena setiap huruf yang ada di dalam Al-Quran yang dibaca akan memberikan banyak pahala untuk setiap insan yang membacanya. Salah satu keutamaan dalam membaca Al-Quran yang paling masyhur, yakni Al-Quran akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk para pembacanya. Berdasarkan dalam riwayat dari Abu Amamah ra. bahwasanya ia berkata:aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim).

Banyak sekali cara kaum muslimin dalam upaya untuk terus membaca Al-Quran. Terutama di zaman sekarang, kaum muslimin berlomba-lomba dalam kebaikan dan salah satunya dengan terus membaca dan mempelajari Al-Quran. Bahkan, ada kalanya kita lupa apakah masih dalam keadaan berwudhu atau tidak, mengingat aktivias mensucikan diri tersebut cukup penting dalam adab membaca Al-Quran. Lalu, apakah membaca Al-Quran harus wajib berwudhu? Simak penjelasan dibawah ini.

Pada dasarnya, membaca Al-Quran diperbolehkan tanpa bersuci atau mandi tanpa menyentuh fisik Al-Quran atau bersifat hafalan. Hal ini terdapat dalam kitab Al-Jami’ fii Fiqhi An-Nisa’ karya Syeikh Kamil Muhammad Uwaidah bahwasanya diperbolehkan menyentuh Al-Quran setiap saat kecuali pada dua keadaan, yakni: Pertama, ketika menjalani masa nifas dan haid. Kedua, pada saat berhadats besar. Yang dimaksud dengan hadats besar di sini adalah yang diakibatkan oleh hubungan badan antara suami dan istri. Sedangkan hadats kecil, tidak dilarang menyentuh Al-Quran. Hal ini telah dijelaskan dalam Firman Allah dalam Al-Quran bahwa, “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan” (Al-Qawi’ah: 79). Dan dikuatkan oleh Hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar “Tidak diperbolehkan menyentuh Al-Quran kecuali orang-orang yang suci.” (HR. Al-Haitsami).

Dilansir dari laman resmi website Majelis Ulama Indonesia, pertanggal 26 Desember 2021 tentang 5 Adab Membaca Al-Quran dari kebersihan jasmani hingga rohani sebagai berikut.

1.Mulai membaca Al-Quran dengan lafadz Isti’adzah
Kalimat isti’adzah atau taawudz merupakan sebuah doa untuk memohon penjagaan dan perlindungan dari godaan setan. Termaktub dalam salah satu firman Allah yang artinya: “Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Quran, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl : 98)

2.Membaca Al-Quran dalam keadaan suci, duduk dengan sopan dan tenang.
Ketika membaca Al-Quran seorang Muslim dianjurkan dalam keadaan suci dari najis, baik itu badan, pakaian, maupun tempat membaca Al-Quran harus terbebas dari najis. Selain itu, meskipun membaca Al-Quran dengan berdiri atau berbaring tetap mendapat pahala, akan tetapi adab duduk dengan sopan dan tenang lebih utama.

3.Membaca dengan tartil
Membaca dengan tartil (pelan dan memerhatikan tajwid) dan tidak terburu-buru, agar dapat menghayati setiap ayat yang dibaca. Allah swt. berfirman: “atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah A-Quran itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil : 4)

4.Membaca Al-Quran dengan khusyuk
Membaca Al-Quran dengan khusyuk, dengan menangis karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca sehingga dapat menyentuh jiwa dan perasaan, serta membaguskan suara ketika membaca Al-Quran.

5 Membaca Al-Quran dengan tidak mengganggu oranglain yang sedang beribadah
Mengganggu oranglain yang sedang beribadah seperti shalat, serta tidak membacanya dengan suara yang terlalu keras atau ditempat yang banyak orang.

Adab-adab diatas merupakan tolok ukur bagi seorang Muslim untuk mendapatkan kesempurnaan dalam membaca Al-Quran. Meskipun dalam membaca Al-Quran tidak diwajibkan untuk berwudhu terlebih dahulu, namun berwudhu sangat dianjurkan mengingat mensucikan diri masuk dalam salah satu adab membaca Al-Quran. Dengan demikian diharapkan agar setiap Muslim selalu menjaga adabnya dalam mempelajari ataupun membaca kitab suci Al-Quran. Allahua’lam bish-showab.(Nad.Foto.Istimewa)