Monkey Business atau bisnis monyet akhir-akhir ini sedang marak terjadi, mungkin saja bisnis monyet ini sudah bersemayam dalam lingkungan kita, namun tanpa disadari sering kali kita terjerumus dalam hal-hal yang merugikan.
Bisnis monyet bukan berarti kita berbisnis atau menjual belikan hewan monyet, tetapi hal ini hanyalah sebuah ilustrasi atau istilah yang diambil berdasarkan tingkah laku monyet jika mendapatkan keuntungan atau makan dia akan lari atau kabur. Begitu pula dengan pelaku bisnis monyet, dia akan kabur atau lari jika sudah mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri dengan cara menipu atau hal-hal yang merugikan orang lain.
Menurut Muhammad Syamsudin, S.Si., M.Ag, seorang peneliti Bidang Ekonomi Syariah, pada laman islam.nu.or.id mengatakan bahwa monkey business sejatinya adalah aktivitas bisnis yang berorientasi jangka panjang untuk menguntungkan diri sendiri dan berimbas merugikan orang lain, meski barang-barang yang dijualnya seringkali halal.
Banyak sekali contoh bisnis yang saat ini dicurigai menggunakan strategi bisnis monyet karena banyak nya barang, tanaman hias, bahkan hewan peliharaan yang harganya meroket dan tidak masuk akal.
Seperti halnya tanaman hias Janda Bolong atau Monstera yang saat ini populer dan menjadi trend masyarakat. Harga tanaman hias ini juga membuat sebagian orang tidak percaya karena harganya bisa tembus ratusan juta rupiah, sebuah harga yang sangat berarti dikala krisis keuangan pada kondisi pandemi saat ini.
Tapi bagi sebagian orang yang tergila-gila dengan tanaman ini, mau seberapa besar harga yang ditawarkan pasti akan dibeli. Harga Janda Bolong pun naik tajam karena jumlah permintaan yang banyak, namun tidak diimbangi dengan jumlah budidaya tanaman tersebut. Ada banyak jenis Tanaman Janda Bolong yang dihargai sangat tinggi, diantaranya Monstera Andasonii, Monstera Abliqua, dan Monstera Deliciosa.
Sebelum fenomena tanaman hias Janda Bolong ini, tentu ada juga fenomena lainnya seperti Batu Akik, Tanaman Gelombang Cinta, Burung Love Bird, Tokek dan masih banyak lagi.
Strategi ini biasanya dilengkapi juga dengan pemberitaan lainnya, melalui media sosial, pameran, seminar dan event besar dengan menampilkan barang, tanaman, atau hewan dengan harga yang menggiurkan sehingga masyarakat banyak yang tertarik untuk ikut terlibat di dalamnya.
Contoh lain yang bisa kita jadikan pelajaran adalah kasus arisan bodong yang sangat merugikan anggotanya. Biasanya pelaku arisan bodong ini yang mengatur keuangan arisan dan mengiming-imingi keuntungan serta menanamkan kepercayaan kepada para anggotanya. Awalnya memang benar mereka diberikan keuntungan yang sangat besar pada putaran pertama. Pada putaran berikutnya para anggota akan diminta untuk meningkatkan saldo arisannya.
Anggotanya pun tidak khawatir karena mereka mendapatkan keuntungan pada putaran sebelumnya. Kemudian dengan jumlah anggota yang lebih banyak serta iuran yang lebih tinggi, tentu uang yang dikumpulkan oleh pihak penyelenggara menjadi sangat banyak hingga mencapai angka ratusan bahkan miliaran. Penyelenggara arisan kemudian akan kabur dengan uang yang ada di tangan.
Jika kita berniat melakukan usaha sebaiknya hindari melakukan hal-hal yang merugikan orang lain seperti bisnis monyet ini, karena bisnis dari tindakan menipu atau berbohong bisa dikatakan tidak berkah.
Kemudian yang menjadi masalah bagi orang-orang adalah cara berpikir mereka yang rela membeli barang dengan harga selangit namun barang tersebut tidak terpakai dan tidak berguna. Jika kita ingin mendapatkan keuntungan dan kegunaan jangka panjang tidak ada salahnya dana tersebut dialihkan menjadi dana investasi, deposito, atau hal-hal lainnya. (Dwi)