Jakarta, GPriority.co.id – Pemerintah China dilaporkan membuat kebijakan baru yaitu membebaskan visa ke lebih dari 160 negara dunia.
Dari 160 negara dunia tersebut, 4 negara Asia Tenggara yang dibebaskan visanya antara lain Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Saat ini, China juga menambah kebijakan bebas visa ke 9 negara lainnya.
9 negara tersebut diantaranya Slovakia, Norwegia, Finlandia, Denmark, Islandia, Andorra, Monako, Liechtenstein, hingga Korea Selatan.
Adapun, kebijakan membebaskan visa ini bertujuan untuk mempermudah perjalanan lintas batas.
Kebijakan ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan PM Slovakia pada 1 November 2024.
Berkat kebijakan tersebut, pemegang paspor biasa dari 9 negara itu bebas dari visa untuk memasuki wilayah China dan tinggal tak lebih dari 15 hari untuk keperluan bisnis, wisata, kunjungan keluarga, maupun transit.
Sebagai informasi, para pemegang paspor biasa dari negara-negara tersebut bisa tinggal di wilayah China selama 30 hari, dan sudah berlaku mulai 9 Februari 2024 kemarin.
Indonesia Tak Masuk Daftar Bebas Visa China
Sayangnya, Indonesia tak masuk daftar bebas visa China tersebut. Padahal Indonesia dan China diketahui merupakan mitra dagang yang memiliki hubungan baik.
Pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan bebas visa ini kepada beberapa negara sebagai bentuk timbal balik, tapi sebagian negara diberikan bebas visa unilateral (satu pihak).
Tujuan umum dari bebas visa ini yaitu untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.
Terbukti, usai kebijakan bebas visa ini diberlakukan, jumlah wisatawan yang datang ke China meningkat hingga 17 juta orang pada Januari-Juli 2024.
Kendati demikian, kebijakan bebas visa ini sebenarnya memiliki beragam risiko. Salah satunya adalah penurunan kualitas wisatawan asing yang masuk, dan berpotensi menurunkan keamanan negara.
Indonesia sendiri terkenal dengan tingkat kejahatan yang tinggi. Berdasarkan data dari Global Initiative, Indonesia berada pada peringkat 2 sebagai negara dengan tingkat kejahatan terorganisir paling tinggi di Asia Tenggara.
Selain itu, perilaku turis Indonesia pun seringkali menjadi sorotan. Masih banyak turis Indonesia yang dilaporkan merusak lingkungan, melakukan pelecehan, mencuri, hingga membunuh warga lain.
Foto : China Tourism