
Sebagai pelatih, Shin Tae-yong memiliki karir cemerlang. Salah satunya mengantarkan Timnas Korea Selatan lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
Prestasi cemerlang itulah yang membuat Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia,Mochamad Iriawan pada 28 Desember 2019 mengontrak Shin Tae-yong untuk menjadi pelatih timnas Indonesia di semua level, baik senior hingga U-19.
” Saya yakin di tangannya, Timnas Indonesia dapat berprestasi,” ucap Mochamad Iriawan usai penandatangan kontrak.
Tugas pertama Shin Tae-yong adalah melatih Timnas U-19 yang akan berlaga di Piala Dunia U-20 pada 2021 nanti.
Shin Tae-yong pun segera menyiapkan berbagai program mulai dari tata cara makan, fisik hingga latihan.
Program tersebut hanya bisa dia jalankan pada bulan Januari. Pasalnya di bulan Februari, Shin Tae-yong harus kembali ke negaranya akibat Pandemi Covid-19.
Setelah Pemerintah Indonesia menerapkan new normal pada Juni, Shin Tae-yong diminta untuk kembali oleh PSSI.
Bukannya menjawab, Shin Tae-yong justru melontarkan kritik kepada PSSI. Kepada media Korea Selatan, Naver Sports, Rabu (17/6/2020), Shin Tae-yong mengatakan PSSI sudah tidak mendukung program yang dia jalankan.
” Ini terbukti dari penolakan PSSI dengan program latihan di Korea Selatan yang sudah saya ajukan,” ujar Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong dalam wawancara tersebut juga mengkritik kondisi lapangan di Indonesia. Menurut Shin, kondisi lapangan di Indonesia seperti Wibawa Mukti Cikarang tidak bagus dan mudah membuat pemain cidera.
Shin juga mengatakan bahwa kondisi fisik pemain Indonesia terutama U-19 tidak bagus. “Rata-rata mereka hanya mampu bertahan selama 20 menit,” ujar Shin Tae-yong.
Profesionalitas PSSI sebagai federasi sepak bola pun mendapat kritik dari Shin Tae-yong. Penilaian itu diungkapnya setelah melihat beberapa kejanggalan di PSSI.
Contohnya adalah ketika Ratu Tisha Destria yang merupakan Sekretaris Jenderal dibiarkan mundur pada April 2020. Menurut Shin Tae-yong, Ratu Tisha adalah orang yang berkompeten terhadap bidangnya dan punya rekam kerja yang baik selama di PSSI.
“Sekretaris Jenderal, Ratu Tisha, yang punya kemampuan besar dan sangat disukai masyarakat tiba-tiba berhenti pada April. Dan PSSI tidak mau mempertahankan. Itu merupakan blunder besar,” kata Shin Tae-yong.
Dia juga mempertanyakan kebijakan PSSI mengangkat Indra Sjafri sebagai Direktur Teknik. Karena menurutnya, Indra Sjafri bukanlah orang yang pantas mengisi posisi tersebut.
” Saat menjadi asisten pelatih saya, dia merupakan orang yang tidak disiplin.Karena pulang tanpa ijin. Jadi mana mungkin orang seperti itu menduduki posisi penting di PSSI. Tolong tinjau kembali,” jelas Shin Tae-yong.
Atas dasar alasan itulah,Shin Tae-yong kepada media tersebut mengatakan, enggan memenuhi panggilan PSSI.
Menanggapi kritik Shin Tae-yong,PSSI justru memilih bersikap bijak.Dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PSSI Yunus Nusi dalam siaran persnya pada Kamis (18/6/2020), PSSI sudah melakukan pembicaraan dengan Shin Tae-yong terkait hal ini.
Menurut Shin Tae-yong, itu bukan pernyataan darinya, tetapi sudah dipelintir oleh media massa di Korea Selatan.
“Kepada PSSI, Shin Tae-yong menjelaskan bahwa media massa di Korea Selatan kerap memelintir perkataan orang agar beritanya laku dibaca,” ucap Yunus Nusi.
Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri turut berkomentar soal pernyataan Shin Tae-yong di media Korea. Ia memilih tak mau percaya dengan pernyataan pelatih Timnas Indonesia itu.
” Saya kenal siapa beliau.Beliau itu orangnya amanah dan tidak pernah mengumbar aib seseorang.Jadi saya bisa katakan ini hanyalah permainan dari media Korea Selatan untuk membuat hubungan PSSI dengan Shin Tae-yong memanas,” tutup Indra Sjafri.(Haris)