Penulis : Ponco | Editor : Lina F | Foto : KKP
Jakarta, GPriority.co.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan pelaksanaan program Smart Fisheries Village (SFV). Sebagai percontohan program tersebut, di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Adapun tujuannya, untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas perikanan yang dihasilkan masyarakat. Selain itu juga sebagai percontohan desa perikanan pintar di Indonesia.
“Dengan potensi yang dimiliki, pemerintah pusat akan menggandeng pemerintah daerah serta melibatkan masyarakat Panembangan. Tujuannya, untuk meningkatkan skala ekonomi masyarakat desa melalui peningkatan produktivitas dan kualitasnya,” ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan resminya di Jakarta, pada (24/10).
Menurut Menteri KKP, dipilihnya Desa Panembangan mengingat letak wilayahnya yang berada di lereng Gunung Slamet. Komoditas budidaya di antaranya ikan hias. Selain itu juga memiliki komoditas utama mina padi dengan potensi lahan seluas 100 Ha, serta kolam budidaya 20 Ha, dengan struktur tanah subur dan air yang melimpah sepanjang tahun.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP), I Nyoman Radiarta menyatakan, pelaksanaan program SFV di Panembangan terbukti meningkatkan penghasilan masyarakat. Ini bisa terlihat dari meningkatnya pendapatan para pelaku usaha perikanan di desa tersebut. Dari sebelumnya pendapatan sebesar Rp500 ribu menjadi Rp2,6 juta per bulan. Keberhasilan tersebut tak lepas dari peran penting penyuluh perikanan sejak tahun 2022.
“Dengan pendampingan komprehensif dari para penyuluh perikanan, program SFV Panembangan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan lahan untuk kegiatan perikanan hingga menciptakan sumber pendapatan baru. Tidak sampai di situ, berbagai upaya pengembangan usaha masih akan terus dilakukan,” terang Nyoman.
Selain itu lanjut Nyoman, Desa Panembangan kini telah berkembang menjadi destinasi wisata edukasi perikanan. Dengan kata lain, desa tersebut menyediakan pendidikan informal bagi pengunjung yang ingin memahami lebih dalam tentang dunia perikanan.