Penulis : Ponco | Editor : Lina F | Foto : KKP
Jakarta, GPriority.co.id – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, mengajak masyarakat bersama-sama melindungi ekosistem perikanan sebagai upaya memperkuat sistem ketahanan pangan yang berkelanjutan di tengah ancaman krisis pangan global.
Menurut Trenggono, melindungi ekosistem perikanan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya dengan bijak mengelola sampah agar tak berakhir mengotori sungai dan laut. Kemudian tidak menangkap ikan dengan cara merusak, hingga mendukung kegiatan pelestarian ekosistem perikanan dengan tidak merusak terumbu karang, mangrove, dan padang lamun, serta tidak menangkap biota-biota yang dilindungi.
KKP memiliki strategi untuk menjaga ekosistem sumber daya kelautan dan perikanan tetap sehat yang dikemas dalam lima program prioritas ekonomi biru. Kelimanya mencakup perluasan kawasan konservasi, penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pembangunan perikanan budidaya berkelanjutan, pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta menggelar gerakan nasional pembersihan sampah di laut.
“Program ekonomi biru tidak hanya melihat potensi kelautan sebagai komoditas ekonomi, tetapi juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut,” ujar Trenggono dalam keterangan resminya di Jakarta, pada (21/11).
Selanjutnya beliau menambahkan, menjaga kelestarian ekosistem perikanan berarti menjaga keberlanjutan populasi ikan sebagai sumber pangan, sekaligus menjadi langkah awal menghadirkan produk perikanan berkualitas dan berkelanjutan ke tengah masyarakat.
Menteri Trenggono mengingatkan pula momentum sejarah Indonesia yang akan berusia satu abad dengan bonus demografi 70 persen usia produktif. Hal ini harus dipersiapkan dengan baik untuk membentuk generasi emas, generasi Indonesia yang unggul dengan karakter yang luhur, serta kompetensi dan produktivitas yang tinggi.
“Ikan dengan segala manfaatnya merupakan sumber pangan yang akan menjadi andalan kita ke depan, mengingat lebih dari 70% wilayah Indonesia adalah air. Terlebih untuk mendukung kebijakan hilirisasi, pengurangan angka stunting, serta implementasi ekonomi biru melalui pengolahan hasil perikanan zero waste dengan penerapan teknologi Hidrolisat Protein Ikan. Hal ini menjadi cara efektif untuk memberikan zat gizi kepada masyarakat tanpa mengubah pola makan secara drastis,” pungkasnya.