Penulis : Dimas A Putra | Editor : Lina F | Foto : Istimewa
Jakarta, GPriority.co.id – Kejuaraan Dunia Biathle/Triatle UIPM Bali 2023 sukses digelar. Kejuaraan yang di berlangsung sejak 1 November hingga 5 November 2023 di Nusa Dua, Bali ini ditutup dengan penampilan spektakuler Tari Kecak dan pertunjukan Barong.
Namun dibalik kesuksesan itu, Modern Pentathlon Indonesia (MPI) sebagai inisiator sekaligus tuan rumah kejuaraan dunia pertama di Asia itu mengungkapkan terdapat beberapa tantangan dalam penyelenggaraan event dunia ini, salah satunya mengenai desain jalur lintasan.
Pic FOP (Field of Play) dan overlay Ratih Permanasari atau Sonia sapaan akrabnya mengatakan diperlukan kegigihan dan fokus dalam mendesain lintasan jalur dalam kejuaraan kali ini.
Ia mengaku baru pertama kali mendesign jalur berstandar internasional karena pengalaman Internasional sebelumnya di Asian Games 2018 sebagai Manager Logistic telah beberapa kali mengalami perubahan rute.
“Kami beberapa kali ada perubahan rute pertandingan dan itu di butuhkan keuletan dalam menentukan rute yang strategis,” kata Sonia saat dihubungi GPriority, Rabu (8/11).
Seperti, kata Sonia harus menentukan lintasan menembak, lalu rute renang hingga lintasan lari yang dirasannya butuh penyesuaian dalam penerapannya yang dibantu oleh technical delegate Agnes dari Hungary dan Rui dari Portugal.
Lalu, lanjut Sonia dalam memenuhi kebutuhan venue juga dibantu rekan dari divisi logistik dan venue dressing, yang menyulap venue jadi menawan.
“Karena ada menembak ya, menembak itu harus menghadap ke utara agar tidak silau, jadi kita memposisikan shoting range itu miring, kemudian kita juga harus mendesain untuk rute renang,” ujarnya
“Ternyata Nusa Dua ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk jalur tersebut, karena laut di nusa dua yang juga di belakang hotel Ayodya itu dikelilingi oleh terumbu karang dan banyak rumput laut, bulu babi yang tajam, jadi rute yang saya buat di gambar itu miring, berenangnya miring,” tuturnya.
Lalu mengenai lintasan lari, lanjut Sonia terdapat transisi dari trek rumput ke aspal yang dirasanya butuh pijakan agar para atlet tidak langsung melompat.
“Itu membutuhkan pijakan yang kami rancang berupa siku – siku, supaya atlet itu tidak langsung loncat,” katanya.
Setelah rancangan rute tersebut, kata Sonia ditentukan juga dimana letak kamera dan dimana letak power butuhkan.
“Rute yang saya rancang itu sudah di setujui oleh UIPM dan ketika dilapangan saya berdiskusi lagi dengan teknikal deligate, alhamdulillah semua berjalan lancar,” ungkap Sonia.
Perlu diketahui, sebayak 400 atlet dari 44 negara mengikuti kejuaraan dunia termasuk 70 atlet asal Indonesia.