Titus Pekei : Noken Kaya Akan Makna, Relevan Dengan Nilai Feminisme

Jakarta, GPriority.co.id – Titus Pekei, Budayawan Papua, salah satu tokoh pencetus dan juga, yang mengusulkan noken sebagai warisan budaya UNESCO, mengatakan, bahwa noken tas anyaman khas Papua, bukanlah sekadar wadah untuk membawa barang. Hal ini dikatan Titus melalui pesan singkat whatsapp, Rabu (30/10).

Titus menjelaskan, noken adalah simbol budaya yang kaya akan makna, sejarah, dan identitas perempuan Papua. Filosofi yang terkandung dalam noken, serta proses pembuatannya yang rumit, menyimpan pesan mendalam yang relevan dengan semangat feminisme.

Lebih jauh dalam penjelasannya, noken dibuat dari bahan alami seperti rotan atau kulit kayu. Proses pembuatannya melibatkan pemahaman mendalam tentang alam dan siklus hidup. Ini mencerminkan hubungan harmonis manusia dengan alam, sebuah nilai yang sering diangkat dalam pemikiran feminis.

Dikatakan Titus, setiap corak dan bentuk noken memiliki makna spesifik yang terkait dengan adat istiadat, mitologi, dan lingkungan sekitar. Hal Ini menunjukkan kekayaan pengetahuan lokal dan kemampuan perempuan Papua dalam menjaga warisan budaya.

“Perempuan Papua mengekspresikan kreativitas dan identitas mereka melalui desain noken yang beragam. Ini sejalan dengan semangat feminisme yang mendorong perempuan untuk menemukan dan mengekspresikan diri mereka sendiri, “ kata Titus.

Dalam masyarakat Papua, pembuatan noken adalah tugas utama perempuan. Namun, alih-alih melihatnya sebagai beban, perempuan justru bangga dengan keahlian mereka. Noken menjadi bukti bahwa pekerjaan yang selama ini dianggap “perempuan” juga memiliki nilai dan martabat.

“Perempuan Papua bebas berkreasi dalam membuat noken, memilih desain dan warna sesuai selera mereka. Ini mencerminkan semangat kemerdekaan dan kreativitas yang menjadi inti dari gerakan feminisme, “ ungkap Titus.

Dengan terus membuat dan menggunakan noken, perempuan Papua turut melestarikan budaya leluhur. Ini menunjukkan pentingnya peran perempuan dalam menjaga warisan budaya dan identitas suatu kelompok.

Diakhir percakapan, Titus mengunkapkan, Perempuan adalah sosok yang kuat, mandiri, dan kreatif. mereka memiliki hak yang sama untuk berkontribusi dalam masyarakat dan melestarikan budaya.

“Perempuan adalah sosok yang kuat, mandiri, dan kreatif. mereka memiliki hak yang sama untuk berkontribusi dalam masyarakat dan melestarikan budaya,” tutup Titus.

Penulis : Jojie Matitaputty
Foto : Istimewa