Penulis : Dimas A Putra | Editor : Lina F | Foto : Kemenag
Jakarta, GPriority.co.id – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meluncurkan seragam Batik baru Jemaah Haji Indonesia pada Selasa (12/12). Motif Sekar Arum Sari terpilih sebagai seragam Batik baru untuk Jemaah Haji 2024 mendatang.
“Malam ini kita meluncurkan batik baru untuk jemaah haji. Kita tahu, Jemaah haji bukan hanya spiritual saja, mereka juga sekaligus menjadi duta, sepantasnya pakaian yang akan digunakan adalah pakaian yang mewakili Indonesia,” kata Yaqut dikutip dalam laman resmi Kemenag, Kamis (14/12).
Diketahui, seragam ini merupakan batik yang dipilih melalui Sayembara Desain Batik Jemaah Haji Indonesia yang digelar sejak Agustus 2023. Sayembara ini dimenangkan oleh Sony adi Nugroho, satu dari 10 finalis sayembara.
Sekar Arum Sari adalah motif batik kontemporer berwarna dasar ungu yang menggunakan motif melati putih, kawung, truntum, songket, tenun, dan gambar burung garuda berwarna putih.
Filosofi dari batik ini diambil dari motif-motif tersebut yakni puspa nasional Indonesia yang digambarkan dengan bunga melati. Melati putih dipilih karena melambangkan kesucian, keagungan, kesederhanaan, ketulusan, keindahan, dan rendah hati.
Yaqut menuturkan, bahwa batik tak sekedar fashion, namun juga Identitas Bangsa Indonesia. Karena itu, kata Yaqut penting jika batik yang diluncurkan adalah batik yang mewakili dan menjadi Indentitas Bangsa.
“Batik bukan sekedar fashion, oleh UNESCO juga ditetapkan sebagai warisan takbenda dan ciri Indonesia. Di forum G20 pimpinan negara juga menggunakan batik saat gala diner. Karena itu kita patut berbangga memiliki batik,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan bahwa batik baru ini akan menggantikan batik sebelumnya yang sudah digunakan sejak 2011.
“Batik sebelumnya sudah lebih 10 tahun digunakan, dan ternyata belum sepenuhnya mewakili identitas Indonesia. Banyak yang belum mengenali seragam batik Indonesia. Karena itu, kami menyelenggarakan sayembara untuk batik baru,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa seragam batik akan diproduksi, dengan metode cap, dengan melibatkan banyak UMKM yang memenuhi syarat sesuai standar yang dibuat Kemenag.
“Diperkirakan per jemaah membutuhkan 3 meter kain untuk satu batik, jadi sekitar 600 KM banyaknya jika dibentangkan. Artinya akan melibatkan banyak UMKM untuk membuatnya, ini juga bentuk kepedulian kita terhadap UMKM,” ujarnya.