Hindari Dulu Obat syrup Untuk Anak

Jakarta,GPriority.co.id-Terkait dengan obat Syrup yang diyakini menyebabkan penyakit gagal ginjal akut, BPOM bersama Kemenkes hingga Kamis (20/10/2022) telah melakukan tindakan regulatori berbasis risiko, berupa penelusuran terhadap 35 sirup obat yang terdaftar dan beredar di Indonesia, pelaksanaan sampling, serta pengujian secara bertahap terhadap obat sirup yang diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Hasilnya, baru 5 obat sirup yang beredar dipasaran yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), sisanya masih memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.

“Hasil ini untuk membantah berita hoax yang kabarnya keluar dari BPOM dan Kemenkes terkait 15 obat sirup yang mengandung EG dan DEG yang melebihi ambang batas yang ditetapkan,” jelas Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito dalam siaran persnya pada Jum’at (21/10/2022).

Berikut ini lima obat yang ditemukan BPOM melebihi ambang batas cemaran etilen glikol.

1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.

4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.

5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.

“Terhadap hasil uji lima obat sirup dengan kandungan EG yang melebihi ambang batas aman, BPOM telah melakukan tindak lanjut dengan memerintahkan kepada industri farmasi pemilik izin edar untuk melakukan penarikan obat sirup dari peredaran di seluruh Indonesia dan pemusnahan untuk seluruh produk,” sebut Penny Lukito.

Penny juga akan terus mengupdate obat sirup lainnya, apalagi dalam penelitian selanjutnya ditemukan EG dan DEG melebihi ambang batas. Saat ini BPOM, Kemenkes bersama pusat laboratorium tengah melakukan uji coba lagi terhadap 39 obat sirup yang beredar. Tujuannya agar mencegah semakin banyak anak meninggal akibat gagal ginjal akut.(Hs.Foto.BPOM)