Jakarta, GPriority.co.id – Ketua Dekranasda Kabupaten Malaka, drg. Maria Martina Nahak, M. Biomed mengapresiasi kegiatan APKASI Otonomi Expo 2022. Ia berharap agar Kabupaten Malaka bisa lebih banyak mengikuti acara serupa untuk mempromosikan Kabupaten Malaka.
Dalam pameran yang diselenggarakan Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kabupaten Malaka menampilkan berbagai potensi daerah salah satunya dengan menonjolkan hasil UMKM berupa tenun ikat.
“Tujuannya tentu selain untuk mendorong UMKM agar berproduksi lebih giat. Kami juga ingin mengenalkan ke dunia luar, baik itu nasional maupun internasional bahwa kami di Malaka punya produk yang bagus, yang masih original, yang pantas untuk dipakai oleh masyarakat luas, khususnya Indonesia.” ungkap drg. Maria Martina Nahak.
Menurut drg. Maria Martina Nahak, kekhasan yang ada pada tenun ikat Malaka merupakan potensi daerah yang tidak bisa ditemukan di daerah lain.
Tenun ikat baik dalam bentuk kain maupun olahan-olahan dari tenun ikat memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses pembuatannya. Hal ini karena mulai dari pemintalan kapas menjadi benang hingga pengolahan barang siap pakai dilakukan secara tradisional, tanpa bantuan mesin.
Sedangkan warna-warna pada tenun ikat dihasilkan dari bahan-bahan alami seperti daun, akar, dan kulit pohon. Misalnya warna kuning diambil dari kunyit kemudian dikombinasikan dengan warna kecoklatan yang berasal dari kulit mahoni atau akar mengkudu.
Ditangan pelaku UMKM Malaka, tenun ikat tidak hanya dipamerkan dalam bentuk kain namun ada juga produk-produk pengembangan tenun berupa tas, dompet, topi, dasi, jaket, sepatu dan masih banyak lagi lainnya.
Melihat potensi yang cukup besar, drg. Maria Martina Nahak menjelaksan Pemkab Malaka telah melakukan upaya-upaya untuk memajukan industri ini melalui sejumlah kebijakan untuk menjaring pasar-pasar lokal. Misalnya kewajiban bagi seluruh ASN atau pegawai Pemkab Malaka menggunakan kain tenun ini setiap hari Selasa dan Jumat disamping penggunaan tenun ikat pada upacara adat dan upacara keagamaan.
Sementara itu, upaya pemasaran ke luar kabupaten dilakukan melalui pameran-pameran serta pemasaran ke Dekranasda provinsi maupun Dekranasda pusat dan pusat oleh-oleh, misalnya di Labuan Bajo. Secara terperinci drg. Maria Martina Nahak menjelaskan bahwa tenun Malak juga diminati di luar negeri.
“Produk-produk tertentu ini ada yang kainnya berasal dari benang yang asli dari kapas Memang orang luar senang dan tertarik. Tidak seberapa, tetapi sudah ada yang penasaran. Ada yang dari Amerika Serikat, ada yang dari Eropa. Ke sana dipasarkannya.” Katanya.
drg. Maria Martina Nahak berharap melalui pameran ini tenun ikat Malak lebih dikenal orang-orang.
“Kita harapkan kalau bisa lebih banyak orang mengenal tentang tenun ikat Malaka yang memang merupakan potensi lokal yang masih asli, yang masih nature sehingga bisa menjadi produk yang digemari.” Ungkapnya.
Selain tenun ikat, Kabupaten Malaka juga menampilkan potensi daerah melalui produk-produk hasil pertanian, hasil laut, dan berbagai produk olahan UMKM seperti keripik pisang, abon ikan, kacang telur, abon ayam, jagung bunga, jagung bose, madu asli, kacang hijau, kacang tali, gula merah.
APKASI Otonomi Expo 2022 yang berlangsung dari tanggal 20-22 Juli 2022 merupakan salah satu strategi dalam rangka upaya pemulihan ekonomi daerah yang diharapkan berdampak pada pemulihan ekonomi nasional. (Vn.Foto.Vn)