Jakarta, Gpriority.co.id – Di perkirakan pada tahun 2050, dunia membutuhkan tambahan sekitar 60-170 juta ton minyak nabati untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat seiring pola konsumsi yang juga berubah. Menghadapi demand yang besar ini, dunia punya pilihan dalam memenuhi kebutuhan minyak kedelai atau sawit. Jika ekspansi kebun kedelai yang dipilih, maka dunia perlu mengkonversi sepersepuluhnya yakni 2-34 juta hektar.
Artinya, kelapa sawit indonesia memiliki peluang besar untuk lebih berkembang, sehingga skema usaha dan manajemen perkebunan yang berkelanjutan semakin penting diperluas penerapannya. Implikasinya dukungan politis dari pemerintah secara nyata sangat dibutuhkan.
Berikut lima keuntungan dalam berinvestasi kelapa sawit seiring dengan meningkatnya harga dan kebutuhan akan komoditas kelapa sawit, yaitu :
1. Laba Hingga Tiga Kali Lipat
Bukan rahasia lagi jika laba dari bisnis sawit sangatlah menggiurkan. Rata-rata biaya produksi kelapa sawit sebesar Rp 500/kg, sedangkan nilai jual TBS (Tandan Buah Segar) sekitar Rp 1597/kg. Jadi nilai keuntungan yang ditawarkan adalah Rp 1500/kg, berlaku kelipatannya. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa laba bisnis ini mencapai tiga kali lipat bahkan lebih jikalau harga tanaman buah sawit mengalami kenaikan.
2. Modal Investasi Kembali Dalam Jangka Pendek
Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuka lahan kelapa sawit kurang lebih sebanyak Rp30 juta/hektar. Biaya tersebut belum termasuk ongkos penanaman dan perawatan pohon sawit. Selama masa tanaman belum menghasilkan, para investor memang dituntut untuk menyediakan dana segar yang cukup banyak. Namun semua biaya tersebut mulai akan kembali pada saat tanaman sudah menghasilkan dan bisa dipenen. Pada umumnya, modal investasi akan balik ketika 4 tahun setelah masa panen yang pertamakali. Kabar baiknya lagi, pohon sawit umunya akan terus menghasilkan tandan buah segar hingga 25 tahun mendatang.
3. Rentang Harganya Bersifat Stabil
Trennya dari masa ke masa cenderung bersifat stabil sejak tahun 2011. Dimulai dari harga Rp 1300/kg, lalu Rp 1600/kg, dan kini Rp 1395/kg. Perlu diketahui, minyak sawit bersaing begitu sengit dengan minyak kedelai di pasar global. Tetapi Anda tidak perlu terlalu khawatir sebab tingkat produktifitas kedelai masih rendah.
4. Dari A Hingga Z Dilakukan oleh Pekerja
Pemilik kebun kelapa sawit tidak perlu repot-repot mengurus lahan tersebut sendirian. Hal ini dikarenakan keuntungan yang bakal Anda terima dari lahan tersebut akan lebih dari cukup untuk membiayai para pekerja. Jadi bisa dibilang bahwa berbisnis kelapa sawit termasuk passive income, di mana Anda akan selalu mendapatkan penghasilan tanpa harus bersusah payah mengelolanya. Cukup monitor hasil produksinya.
5. Harga Lahan Kebun Sawit Cenderung Naik
Selain menjual tandan buah segar yang diproduksi oleh lahan sawit yang Anda miliki, anda juga dapat melakukan dengan jual beli lahan. Kenyatannya harga lahan kelapa sawit ini selalu mengalami kenaikan drastis di setiap tahunnya. Kalaupun berkurang, tingkat penurunan harga tersebut tidak terlampau signifikan dan jarang sekali terjadi. Harga suatu lahan kelapa sawit umumnya sangat dipengaruhi oleh kualitas tanaman-tanaman sawit yang tumbuh di dalamnya. (noz.klpswt.blogspot.com)