Mau Cegah Stres, Depresi, dan Anxiety Sepanjang Hari? Coba Ganti Sarapan Anda dengan Makanan Ini!

Jakarta, GPriority.co.id – Dalam mengatasi stres, depresi, dan anxiety, seseorang mungkin tidak akan berpikir bahwa apa yang mereka makan, ternyata ada hubungannya dengan hal tersebut. Termasuk dalam hal sarapan.

Pada penelitian beberapa waktu lalu, menunjukkan hasil bahwa kunci kesehatan mental yang lebih baik dimulai dari usus anda, atau dalam hal ini berarti makanan yang ada apa daftar sarapan sehari-hari anda.

Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Virginia menemukan bahwa Lactobacillus, bakteri yang ditemukan dalam yogurt , serta makanan fermentasi, dapat membantu tubuh mengelola stres dan dapat membantu mencegah depresi dan kecemasan.

Dipimpin oleh peneliti UVA Alban Gaultier, tim tersebut mengatakan temuan ini membuka jalan untuk mengobati kondisi kesehatan mental seseorang.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Brain, Behavior and Immunity dan dilakukan dengan menggunakan tikus.

Tubuh kita dipenuhi oleh ribuan mikroorganisme yang secara kolektif disebut sebagai mikrobiota. Mikrobiota sangat penting bagi kesehatan kita, begitu pula usus kita.

Tim UVA mengatakan bahwa gangguan terhadap microbiota, baik karena penyakit, pola makan yang buruk, atau penyebab lainnya, dapat berkontribusi terhadap banyak penyakit dan bahkan membantu penyebaran kanker.

Artinya, para ilmuwan kini semakin melirik usus sebagai alat untuk melawan penyakit dan meningkatkan kesehatan.

Dan ada juga ketertarikan mengenai bagaimana mikroorganisme di usus dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Dr. Gaultier dan timnya berusaha memisahkan Lactobacillus dari mikroorganisme lain di usus untuk menentukan perannya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bakteri tersebut dapat mengurangi depresi pada tikus percobaan.

“Kami menyadari dari penelitian kami sebelumnya bahwa Lactobacillus bermanfaat dalam memperbaiki gangguan mood dan hilang setelah stres psikologis, namun alasan yang mendasarinya masih belum jelas, terutama karena tantangan teknis yang terkait dengan mempelajari mikrobioma,” ujarnya.

Tim menggunakan kumpulan bakteri, yang dikenal sebagai Altered Schaedler Flora, yang mencakup dua strain Lactobacillus dan enam strain bakteri lainnya.

Tim tersebut menggunakan tikus yang memiliki atau tidak memiliki Lactobacillus di ususnya.

Dengan melakukan tes perilaku dan memaparkan mereka pada berbagai pemicu stress, seperti tempat tidur yang lembab atau kandang yang miring, mereka menemukan bahwa tikus yang tidak memiliki bakteri tersebut menunjukkan lebih banyak tanda-tanda kecemasan dan depresi.

Mereka juga mengamati bahwa mentransfer mikrobiota dari tikus yang stres ke tikus yang bebas kuman, sudah cukup untuk menyebabkan perilaku depresi dan kecemasan.

Para ilmuwan mampu mengidentifikasi bahwa Lactobacilli dapat mempertahankan tingkat mediator kekebalan tubuh, yang disebut interferon gamma, yang mengatur respons tubuh terhadap stres dan membantu mencegah depresi.

“Penemuan kami menjelaskan bagaimana Lactobacillus yang ada di usus mempengaruhi gangguan mood, dengan menyesuaikan sistem kekebalan tubuh,” ungkap Dr. Gaultier.

“Penelitian kami dapat membuka jalan menuju penemuan terapi yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi kecemasan dan depresi,” tambahnya.

Peneliti Andrea R. Merchak juga menambahkan, “Dengan hasil ini, kami memiliki alat baru untuk mengoptimalkan pengembangan probiotik , yang akan mempercepat penemuan terapi baru,”.

“Yang paling penting, kita sekarang dapat mengeksplorasi bagaimana menjaga tingkat Lactobacillus atau interferon gamma yang sehat dapat diselidiki untuk mencegah dan mengobati kecemasan dan depresi,” lanjut Andrea.

Meskipun temuan ini tidak serta merta menunjukkan bahwa mengonsumsi yoghurt dapat membantu orang mengatasi kecemasan atau mengatasi depresi, temuan tersebut menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dalam makanan pokok sarapan ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengelola kesehatan mental di masa depan.

Ahli Gizi Olahraga di Warrior, Jess Hillard, sebelumnya mengatakan berbuka puasa dengan yogurt bisa membantu Anda merasa kenyang lebih lama dan mencegah lonjakan gula darah di kemudian hari.

Sementara itu, peneliti dari Oregon State University mengatakan mengonsumsi produk susu fermentasi seperti yogurt dapat mengurangi risiko kanker paru-paru yang mematikan.

Foto : Freepik