Jakarta, GPriority.co.id – Belakangan ini, banyak pengguna X yang diketahui merupakan seorang pengusaha UMKM, mengeluh karena omzetnya kian menurun dari hari ke hari. Mereka berpendapat, penurunan omzet UMKM ini dipicu oleh daya beli masyarakat Indonesia menurun.
Dilansir dari data BPS (Badan Pusat Statistik), Indonesia saat ini sedang mengalami deflasi (penurunan harga barang dan jasa), selama 3 bulan berturut-turut.
Meskipun penurunan harga ini terlihat menguntungkan, namun rupanya deflasi menjadi pertanda ketidakmampuan konsumen secara luas untuk mengonsumsi barang dengan wajar. Sehingga permintaan menurun dan harga juga ikut turun.
Hal ini juga menandakan bahwa masyarakat Indonesia sedang tidak berdaya untuk membeli barang kebutuhannya.
Sebelumnya, para ekonom juga berpendapat bahwa daya beli masyarakat Indonesia saat ini sedang menurun. Menurut mereka, ada beberapa penyebab mengapa hal ini bisa terjadi.
Pertama, karena turunnya kinerja industri manufaktur.
Akibat melemahnya permintaan dari dalam dan luar negeri, produksi manufaktur Indonesia mengalami penurunan yang berdampak pada penurunan PMI selama 3 bulan berturut-turut.
Kedua, banyak terjadinya PHK
Turunnya kinerja di industri manufaktur menyebabkan banyak perusahaan kemudian memutuskan untuk mem-PHK para karyawannya. Mayoritas perusahaan yang melakukan PHK adalah yang berada di industri pengolahan, seperti tekstil, garmen, dan alas kaki.
Terhitung per Januari hingga Agustus 2024 kemarin, sebanyak 44.195 orang terkena PHK.
Ketiga, turunnya jumlah kelas menengah
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, proporsi kelas mengenah pada struktur penduduk Indonesia hanya 17,44% turun dari proporsi pada 2019 yang mencapai 21,45%.
Keempat, kian maraknya judi online
Judi online (ternyata) juga berdampak menimbulkan underground economy, yaitu kondisi dimana potensi pajak dari aktivitas ekonomi hilang karena aktivitas ilegal.
Ini menyebabkan uang yang seharusnya beredar untuk keperluan produk, seperti menciptakan lapangan kerja atau mendorong pertanian, terbuang percuma.
Foto : Ilustrasi / Radar Bandung