
Jakarta,Gpriority-Dalam konferensi pers yang digelar usai melakukan rapat secara virtual terkait APBN pada Selasa (22/9/2020), Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa per-September 2020, laporan pertumbuhan ekonomi yang masuk ke dalam data Kementerian Keuangan minus 2,9 %.
“ Itu artinya negatif territority kemungkinan terjadi pada kuartal III nanti. Sehingga dapat dipastikan kita masuk ke dalam zona resesi,” ucap Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani yang menjadi penyebabnya adalah semakin menurunnya permintaan konsumsi rumah tangga, investasi dan juga ekspor. “ Untuk konsumsi rumah tangga hingga September 2020, berada di angka -3 % hingga -1,5 %. Untuk Investasi berada di angka -18,5% hingga 6,6% dan ekspor berada di angka -13,9% hingga -8,7%,” jelas Sri Mulyani.
Menurunnya angka konsumsi rumah tangga, investadi dan juga ekspor menurut Sri Mulyani disebabkan oleh Covid-19 yang masih melanda seluruh dunia. “ Saya berharap Covid-19 bisa segera selesai. Untuk itu saya mohon kesediaan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah,” ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani dalam siaran persnya juga mengatakan bahwa di Kuartal IV nanti pemerintah pusat akan bekerja keras untuk memulihkan perekonomian Indonesia hingga berada di titik 0 % atau zona positif. Mengenai caranya, Sri Mulyani mengatakan akan terus mengupayakan percepatan belanja negara dan juga pemerintah daerah yang sudah semakin baik, sehingga mengalami kenaikan positif yang cukup tinggi hingga 17%. “ Ini akan tetap dipertahankan,” kata Sri Mulyani.
Pemerintah pusat seperti ditegaskan Sri Mulyani akan terus mendorong investor untuk masuk ke Indonesia melalui proses perijinan yang sangat mudah. Terkait dengan konsumsi rumah tangga, Sri mengatakan akan coba terus ditingkatkan dengan jalan memberikan bantuan dan juga dipersilahkan kembali tempat usaha termasuk UMKM untuk buka kembali, sehingga daya beli masyarakat bisa kembali meningkat. Untuk ekspor, Kementerian Perdagangan berjanji akan terus membuka pasar di luar negeri, sehingga ekspor bisa kembali meningkat.(Hs)