Jakarta, GPriority.co.id – “Boleh dibilang, ahli sejarah adalah penulis yang paling beruntung. Tak seperti penulis novel yang harus mengakhiri bukunya di akhir cerita, ahli sejarah selalu berhenti di tengah-tengah. Tak perlu membuat kesimpulan yang rapih an tuntas! Begitu Larry Gonick menutup kartun riwayat Amerika Serikat besutannya sendiri.
Larry memang bicara soal waktu yang selalu dinamis. Sejarah akan terus hidup, untuk dijadikan pijakan menatap masa depan. Ia akan terus mengiringi langkah individu, kelompok sosial, atau Negara. Hingga individu, kelompok dan Negara itu bubar, bisa dibilang sampai disitulah langkah sejarah. Dan sampai saat ini, Amerika Serikat belum bubar. Malah telah memasuki usia 233 tahun. Melihat usia Amerika kita pasti mereka-reka, negara adidaya itu pasti akan mempunyai sejarah panjang lagi ke depan. Baik soal krisis ekonomi atau perang Afghanistan dan Irak yang tidak memperlihatkan tanda-tanda selesai. Jadi, tepatlah kalau konsultan Apple Computer itu menamatkan karyanya pada 1991, saat Amerika dipimpin George Bush. Waktu itu negeri Paman Sam berusia 215 tahun.
Di negerinya, Larry Gonick dikenal sebagai kartunis yang setia mengusung tema-tema sejarah dalam karyanya. Sejak 1977 misalnya, ia telah menghasilkan The Cartoon History of the Universe. Beriringan dengan itu, kartun riwayat peradaban yang terbit hingga 3 jilid, peradaban modern dan beberapa kartun yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan telah dihasilkan. Pendek kata, Larry sangat dekat dengan dunia pendidikan. Karyanya telah merubah ilmu pengetahuan dan sejarah yang tadinya ibarat monster, penuh hafalan dan merumitkan menjadi mudah dan menyenangkan.
Lynn Johnson, kartunis for Better or for Worse malah mengatakan, “Didukung telaah sumber yang baik dan ilustrasi yang jenaka, cerita bergambar karya Larry Gonick membuat otak yang paling bebal pun mampu menyerap dan menyimpan informasi yang sesungguhnya! Siapa pun yang menyebut seni komik sebagai ‘sastra kacangan’ patut menelan lagi kata-katanya. Buku-buku Gonick adalah santapan lezat bagi pikiran yang sarat dengan humor–dan membuatmu menunggu-nunggu jilid berikutnya.”
Sebagai warga dunia, saya termasuk orang yang buta akan sejarah Amerika Serikat. Saya hanya hafal Amerika dengan frame Negara adidaya dan pop culture yang membuat milyaran mata orang berkiblat padanya. Padahal untuk menuju ke bentuk tersebut, Amerika mempunyai permasalahan juga yang di kemudian hari mereka selesaikan dan menjadi patokan Negara manapun. Boleh jadi, warga Amerika pun memiliki kemampuan sejarah negaranya sama dengan saya.
Disinilah keunggulan Kartun Riwayat Amerika Serikat. Kartunis yang juga pengajar di beberapa universitas di Amerika ini meringkas sejarah berdurasi 215 tahun hanya dalam 398 halaman. Larry memulainya dari jaman pra Columbus tiba di tanah Amerika. Masa itu para pendatang dari Siberia, Mongolia telah menetap di tanah genting, kawasan perbatasan Alaska dan Asia. Kemudian orang China yang buang sauh di California, sekelompok Viking dan Biarawan Irlandia ikut menyambangi Amerika. Lalu Columbus lah yang berada di waktu dan tempat yang tepat.
Kedatangan Columbus mendorong orang-orang Inggris ikut mendorong tiba di Virginia. Mereka menguasai kawasan itu hingga meluas ke seluruh daratan Amerika. Satu hal, kehadiran mereka dan atributnya ternyata tak disukai oleh penduduk lokal maupun kaum puritan. Meledaklah perang saudara Inggris. Beberapa perang terus terjadi. Kemudian nama George Washington, Benjamin Franklin, Patrick Henry, Sam Adams, John Adams dan John Hancock muncul. Mereka adalah founding fathers nya Amerika. Ditangannya, mereka menyatukan koloni-koloni yang sudah ada sejak Inggris hadir. Namun hal itu tak berjalan lancar, beberapa koloni menyatakan perlawanan. Selain itu masalah ekonomi dan perbudakan masih mewarnai era ini. Hingga pecah perang selatan dan utara di masa Abraham Lincoln.
Perang Saudara ini ialah perang modern pertama. Pertempuran parit, penggunaan telegraf, rel kereta api, kapal uap merupakan pemanasan jelang PD I. Perang ini juga mencatat pertama kalinya warga kulit hitam dilibatkan dalam ketentaraan. Walau begitu bukan berarti hak-hak dan diskriminasi terhadap mereka kemudian berkurang. Khususnya di bagian selatan, dimana gerak mereka tetap dibatasi. Malah gerakan anti kulit hitam, klux-klux klan lahir. Beberapa kerusuhan anti kulit hitam meledak. Ulysses S. Grant pengganti Andrew Johnson yang notabene naik berkat suara warga kulit hitam kemudian mencoba memulihkan hak-hak mereka.
Masa – masa KKN pun dikenal setelah pemerintah berupaya menerapkan industrialisasi Amerika. Pembangunan jalur transportasi Kereta Api yang dimaksudkan untuk mendorong laju perekonomian Amerika, dimanfaatkan beberapa perusahaan untuk memerah pemerintah. Seakan gayung bersambut, aparatur pemerintah menerima sogokan dari perusahaan itu. Konsep KKN terus merongrong Amerika yang berimbas pada duka buruh, sebagai elemen terkecil dari roda ekonomi. Duka ini kemudian dimanfaatkan gerakan Marxist yang lagi booming di dunia. Buruh bentrok dengan pemerintah wajah Amerika saat itu. Termasuk Indian dengan kulit putih atau peran kaum hawa.
Lalu Jerman, Italia dan Jepang memaksa Amerika untuk ikut tercebur dalam perang dunia ke dua. Ongkos perang yang mahal, lagi-lagi membawa Paman Sam dalam krisis ekonomi. Perang itu membuat Amerika kemudian membentuk blok pertahanan semisal NATO, SEATO dan ANZUS. Blok itu guna menyaingi keberadaan Uni Soviet, adidaya saingan yang digambarkan sebagai Beruang Merah. Dunia berada dalam episode perang dingin. Kedua adidaya cakar menyakar. Sampai Uni Soviet kedatangan pemimpin baru, Mikhail Gorbachev, kebijaksanaan Amerika kemudian berubah. Mereka dihadapkan pada krisis energi, Hak Asasi Manusia, kerusakan lingkungan, kelaparan dan lainnya. PR ini lah yang dimasa mendatang akan menjadi bagian dari sejarah Amerika Serikat jika saya tarik dari penutup Larry di era Reagan.
Terlihat simpel nyatanya membaca kartun riwayat Amerika. Tapi justru itulah kartun. Menyampaikan cerita dengan ringkas, lugas dan ceria. Agar pembacanya tidak perlu mengerenyitkan dahi. Apalagi ini soal sejarah. Tentu rasa boring pembacanya saat mengetahui kartun sejarah harus dienyahkan sejak awal oleh si kartunis. Sayangnya space humor sebagai penghilang rasa boring agak sedikit di kartun ini. Beda halnya saat kita membaca Buddha – terbitan yang sama oleh KPG. Buddha memuat nilai moral dan sejarah yang kental tanpa mengesampingkan dominasi humor. Buddha membuat pembacanya tersenyum dengan memahami ajarannya. Meskinya kosa kata, bahasa dan gambar bergaya humor lebih banyak ditampilkan dengan beragam angle di seri ini. Sebab kekuatan kartun kan ada di bahasa dan gambar. Mungkin juga karena Buddha dibuat berseri. Pertanyaannya, riwayat Amerika tadi kenapa nggak diruntut jadi seri ya oleh Larry?
Catatan terbaiknya, kartun ini telah dijadikan oleh rujukan oleh siswa-siswa sekolah di Amerika Serikat untuk memahami sejarah bangsanya sendiri. Suatu alternative pembelajaran yang baik ditengah merosotnya budaya baca siswa sekolah. Lalu bagaimana dengan siswa-siswa kita disini? Tampaknya keberuntungan belum berpihak. Riwayat Indonesia masih terjebak dengan bahasa formal tanpa imajinasi nakal gaya Larry. Hingga para siswa pun menghindar dan lebih banyak beralih ke Naruto, Crayon Sinchan atau Doraemon.
Saya ingat, dahulu di era 80an pemerintahan Soeharto dalam mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) ada sebuah kartun yang wajib dimiliki oleh siswa sekolah bertemakan perjuangan merebut kemerdekaan. Ya cukup menghibur dan menambah wawasan sih. Tapi sayang yang dikultuskan disitu hanya Soeharto dan doktrinasi nasionalisme gaya orde baru. Peran para pahlawan nasional dan peristiwa perjuangan yang lain porsinya sangat kecil bahkan nyaris tak ada. Terus terang, saya ngiri dengan keberadaan kartun yang memuat pengetahuan, sejarah atau nilai moral produk impor. Sementara kartun karya anak negeri yang bercerita tentang sejarah dan budaya nusantara sulit ditemukan. Bukankah founding father kita, Bung Karno pernah menggelegar menyatakan, ‘ini dadaku, mana dadamu?